Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dukungan JK untuk Jokowi dan Arogansi 02

6 Februari 2019   07:31 Diperbarui: 6 Februari 2019   08:00 1806
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal yang sangat wajar karena toh pimpinannya, ingat siapa yang diusung itu sebagai pimpinan dalam gerbong ini, juga melakukan hal yang sama dan berkali ulang. Tampang Boyolali, kerja ojol, profesi wartawan, dan banyak kisah perendahan martabat yang sangat sering nyaring terdengar dan berseliweran.

Menabrak aturan dan hukum. Ketika hukum sudah ditabrak seenak udelnya sendiri, ya sudah, jangan harap negara bisa tegak berdiri. Apa yang dinyatakan JK menemukan lagi kebenarannya. Bagaimana Fadli Zon ke mana-mana "mencari keadilan" bagi Dani yang dijebloskan ke dalam penjara. Mempertanyakan karena dengan beribu dalih. Koridornya bukan kekuasaan sebagai pimpinan dewan mendatangi pengadilan, atau malah cawapres mau merevisi UU, tetapi banding dan PK, jika itu memang masih waras.

Hal yang sangat wajar ketika salah satu tokoh yang ngamuk karena ditolak berkunjung. Padahal jelas hari Minggu lapas tidak memberikan fasilitas kunjungan. Luis Sangkarisma, malah melebar ke mana-mana. Padahal peraturannya jelas, malah melebar yang tidak jelas. Apa yang terjadi ini sejatinya adalah gambaran utuh bagaimana melabrak aturan sangat biasa mereka lakukan. Model menuding sebagai kriminalisasi ketika tepergok sudah hal yang lumrah mereka lakukan.

Bangsa yang besar itu akan dibangun oleh kebersamaan untuk taat hukum dan aturan. Susah berharap orang bisa taat azas dan konsensus jika berhadapan dengan yang berupa aturan tertulis saja masih saja belepotan. Arah ke sana makin maju, orang malu melanggar hukum dan kepastian hukum mulai beranjak ditegakan.

Memang masih susah karena sekian puluh tahun penegakan hukum abal---abal yang lebih mengemuka dan menjadi panglima. Diperparah dengan politikus tidak siap kalah yang menjual politik ugal-ugalan selama ini menjadi perintang utama.

Harapan itu jelas jadi mengapa harus berganti dengan kebersamaan arogan yang identik dengan masa lalu itu? Apa iya mau mundur lagi?

Terima kasih dan salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun