Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Koalisi 01 atau 02 yang Bohong Soal Takut Debat?

9 Januari 2019   12:09 Diperbarui: 9 Januari 2019   12:23 946
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Model ini diikuti oleh Titik Prabowo, eh Titik Soeharto yang juga belanja dengan nominal lebih kecil. Lagi-lagi dengan mudah juga dimentahkan oleh fakta lapangan. Hal yang jelas sepele namun tidak disadari dengan baik oleh mereka, sehingga malah menjadi bulan-bulanan.

Teranyar jelas soal selang dan tim mereka mengenai tujuh kontainer surat tercoblos. Mereka biasa banget berbohong dan membohongi rakyat. Apa yang mau dicapai adalah jelas mendeskreditkan posisi pemerintah dan mendulang suara bagi mereka.

Model pendekatan ramai-ramai memberikan klarifikasi oleh timsesnya membuat keadaan makin buruk. Jelas bagaimana hal ini menunjukkan kualitas koordinasi dan komunikasi yang sangat buruk. Rancangan grusa-grusu yang mencerminkan kualitas kepemimpinan yang sangat buruk bahkan brutal.

Apa yang bisa diyakini dengan model koalisi tipu-tipu demikian?

Apa iya bisa mesin pembuat kopi mengasilkan minumal jeruk segar? Jika panas-panas dan di tepi pantai tentu kita akan memilih es jeruk segar sebagai minuman, atau air kelapa muda yang sangat menyegarkan bukan? Nah ternyata yang disediakan malah mesin pembuat kopi. Apa iya, kopi cocok di tepi pantai yang panas?

Ketika produsen kebohongan diberikan kepercayaan, apa iya mereka akan melaksanakan kepercayaan itu dengan baik? Dari mana coba bisa dipercaya, wong mereka sendiri tidak memberikan data untuk bisa dipercaya. Mana bisa membangun kebenaran dari perilaku dusta? Ini penting untuk dicermati.

Ribet dan repotnya kebohongan itu akan ditutupi dengan kebohongan atau dusta lain. Lebih lucu lagi akan mengggunakan kekerasan dalam menyembunyikan belangnya. Membentak-bentak pihak lain, ancaman grudugan, atau menekan penegak hukum dengan tuduhan kriminalisasi, pihak lain ketakutan, dan seterusnya, yang sejenis itu.

Tudingan masif yang sudah sering terdengar bukan? Setiap aksi mereka akan demikian itu, ada pernyataan sebagai aksi, diviralkan oleh tim mereka, menuding pemerintah atau Jokowi, dan ketika ketahuan, ramai-ramai menarik atau menuding pihak Jokowilah yang membuat ulah.  Demikian terus menerus.

Membosankan sebenarnya tipe kampanye model abg labil begini. Salah-salah sendiri malah menuding pihak lain sebagai pelaku. Come on, kata Pak Beye, belajarlah dewasa dalam berpolitik, sehingga bisa berjalan sebagai pesta demokrasi bukan hanya perang tanpa manfaat seperti ini.

Kapan coba visi dan misi itu terlihat oleh rakyat pemilih, jangan-jangan tidak ada dalam benak dan pemikiran mereka soal kualitas kerja? Jika demikian miris sekali calon pemimpin demikian. Susah melihat mereka memiliki kuaalitas, ketika yang mereka tawarkan adalah hanya omong kosong saja dari waktu ke waktu.

Mereka seharusnya meyakinkan pemilih dengan tawaran baru mereka, bukan dengan menggugurkan capaian pihak lain. contoh sederhana adalah mengapa rakyat sekarang begitu gemar soto bukan bakso, jangan membual soal soto yang buruk, namun jualah bakso itu sebagai hal yang jauh lebih  baik, lebih sehat, dan lebih segalanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun