Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Cawapres Menit Terakhir dan Opor Lebaran Paling Tidak Nikmat

20 Juni 2018   09:14 Diperbarui: 20 Juni 2018   09:26 632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Empat, di antara nama yang beredar, pun partai politik yang mengatakan ini dan itu, sama sekali tidak ada yang berbicara program. Baik ekonomi, sosial budaya, pendidikan, apalagi tiga kondisi luar biasa, terorisme, korupsi, dan narkoba. Apalagi malah memilih demi tenar, berbicara miring soal  tiga masalah klasik dan luar biasa itu.

Lebaran tanpa opor itu hampar, politik tanpa intrik juga tawar, namun apakah hanya menjual intrik yang murahan semata, bisa diharapkan  menjadikan bangsa ini lebih besar dan bermartabat?  Bangsa lain hingar bingar ikut dalam perhelatan piala dunia, kita sudah bangga hanya menjadi penonton.  Membayar mahal untuk menonton, tanpa ada keterlibatan saja sudah heboh. Apa coba yang mereka tawarkan untuk bisa sedikit saja beranjak persepakbolaan negeri ini. Jangan hanya bicara masa lalu, atau utopis yang seolah-olah keren, padahal nol besar, tahuns ekian tuan rumah, atau sekian stadion standar Eropa, lha kalau pemain hanya  gelut saja, atau pengurus yang tidak tahu entah ke mana? Mau ikut piala dunia?

Hidup berbangsa itu pasti akan diwarnai dengan masalah dan persoalan. Dan tugas pemimpin adalah mencarikan jalan keluar, berupaya untuk mengatasi. Coba bagaimana kalau para elit itu hanya bicara kursi, tanpa mau tahu dengan kursi itu mau apa. Susah, yang ada yang menikmati kursi dan berusaha agar kursinya tidak jatuh saja.

Kursi itu penting namun jauh lebih penting mau apa dengan kursi itu. Jangan berharap banyak jika orang yang fokusnya kursi akan bisa berbuat banyak dengan kursi itu. Tentu bukan soal pesimis, karena yang duduk itu tidak tahu mau apa dengan kedudukannya. Fokus pada kursi bukan mau apa dengan kursinya.

Terima kasih dan salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun