Selama sepuluh tahun kemarin diam kog, mengapa coba? Karena nyaman, mendapatkan keasyikan yang tidak diperoleh selama empat tahun terakhir. Ada yang mengatakan bodoh toh presiden, pinter seperti kami, karena bukan presiden, tidak punya kuasa untuk membuat apa-apa. artinya kemampuannya sangat disayangkan jika tidak dimanfaatkan. Melihat semangat dan energinya masih cukup energik dan layak bersama Jokowi yang berprinsip kerja....kerja...kerja....
Masalah kecil, adalah berkaitan dengan kepintaran ini, bisa menjadi bumerang dan ngendhas endhasipresiden. Hal ini bisa menjadi masalah karena adanya matahari kembar dan mereduksi presiden. Hal ini bisa diatasi dengan pembatasan yang jelas kinerja wapres seperti apa. plus penguatan kabinet. Posisi wapres saat ini cukup ideal. Memang berbeda ketika Jokowi menjadi gubernur yang bisa adanya kinerja berdua yang saling mengisi.
Pembuktian juga untuk Amien Rais bisa bekerja atau hanya omong saja seperti selama ini. Tidak kalah penting juga bisa bekerja dalam tim atau hanya mau menang sendiri. Perlu pembuktian dan itu bisa menjadi bekal di usia sepuhagar tidak seperti orang penasaran semata seperti selama ini.
Bangsa ini sudah seharusnya membangun  dengan seluruh kecepatan kalau perlu dengan akselerasi tambahan bukan hambatan. Potensi penghambat bisa dikikis dengan memberi jabatan yang tidak terlalu banyak merugikan, namun cukup diam di pojokan. Bahasa Kompasianer jati Kumoro, di podjok pawon.Salah satu penghambat dan potensi penghambat adalah barisan sakit hati, PPS, dan sejenisnya.
Pembuktian menjadi penting, apalagi jika tahu diri dan merasa bahwa  ternyata tidak mampu, akhirnya bisa beristirahat dengan damai dan menjadi bapak bangsa dan negarawan yang disegani.
Salam