Kerendahan hati para pemangku kebijakan dalam parpol masing-masing untuk mengalah untuk menang bagi Indonesia, bukan semata aku dan parpolku saja. Selama ini adalah keakuan parpol dna individu elit partai bukan demi bangsa dan negara yang lebih besar.
Kemauan berubah dan bebenah bagi bangsa dan negara bukan semata bagi kepentingan segelintir elit dan kelompok saja. Apanya sih yang diperoleh dengan gaduh terus menerus seperti ini? Â Tukang kipas yang selama ini menghendaki kekayaan bangsa ini yang sedang mengintip di balik tikungan untuk kembali merajalela seperti yang sudah-sudah.
Saatnya membangun negeri, bukan memperkaya diri dan kelompok. Cukup puluhan tahun rakyat hanya menjadi penonton elit berpesta. Ketika tidak mendapatkan bagian mencak-mencak di luar dengan tidak berdasar. Hal ini hanya menyenangkan kelompok yang mau Indonesia tercabik-cabik.
Mereka semua pernah bekerja sama baik langsung atau pun tidak langsung. Memang pernah ada "ganjalan" dan itu bisa dilempengkan dengan cara ini.
Kedua pasang nama tersebut bukan yang ideal dan terbaik, namun paling tidak mewakili dua kubu besar yang selama ini identik dengan berseberangan. Jika bertukar peran sama saja masih dengan pola yang sama akan lahir dna terjadi, dengan jauh lebih parah bisa terjadi. Â Toh dalam politik susah menerima dan mendapatkan yang ideal, memang buka tidak mungkin.
Kondisi dan fakta yang ada memang susah untuk mendapatkan yang ideal dan terbaik, namun toh minusmalum,mendapatkan yang terbaik di antara yang jelek jauh lebih baik. Bisa saja terjadi dan ini hanya ide.
Salam