Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Keras Kepalanya Setya Novanto Lebih Keras dari Bakpao dan Bumper Fortuner

22 November 2017   12:36 Diperbarui: 22 November 2017   14:14 1116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keras Kepalanya Setya Novanto Lebih Keras dari Bakpao dan Bumper Fortuner

Liatnya Setya Novanto menggambarkan keras kepalanya. Pantas pengacaranya ditambah karena meragukan kepala Setya Novanto bisa benjuthanya karena benturan. Tidak ada orang yang se-koppig,Setya Novanto yang menjuluki Jokowi koppigternyata falsafah menunjuk itu terbukti dengan perilaku Setnov kali ini.

Menolak Mundur dari Ketua Dewan dan Golkar.

Menarik apa yang dilakukan Setnov dengan menolak mundur. Mengulur waktu dengan berbagai pihak. Kepentingan demi kepentingan yang saling bersinggungnya tentu tidak mudah untuk diyakini berdiri di mana itu. Berbagai faksi baik di lembaga dewan ataupun partai Golongan Karya bisa saja sama atau berbeda, yang jelas berbagai jenis ada, dan itu  pasti tidak lepas kepentingan. Faksi dan kepentingan itu bisa dibaca dari nama-nama yang beredar untuk duduk sebagai ketua umum Golkar dulu, tentu kalau ketua dewan masih bisa sedikit berbeda dan lunak dibandingkan jika itu adalah ketua umum partai pemenang dan jawara kekal era lalu itu.

Beberapa nama lama dan baru bermunculan di media, dan itu perlu dilihat gerbong mana dan siapa yang akan sedikit banyak juga menentukan ke mana arah Golkar pada pemilu mendatang. Nama lama seperti Aburizal Bakri, wapres Jusuf Kalla, Agung Laksono, muka baru, Azis Samsudin, Erlangga Hartarto, dan juga masa lalu di tangan Titiek Suharto. Atau muka menengah seperti Nurdin Halid, Idrus Marham, dan beberapa nama lain, tentu memiliki gerbong masing-masing yang bisa saja mempengaruhi banyak hal ke depan. Peta bisa berubah total, bisa juga berwarna beda dengan hasil sama.

Aburizal Bakrie

Jelas ke mana arah yang akan dibawa dan membawa. Politikus gagal ini tentu masih dengan agenda sama dengan yang sudah-sudah. Membawa diri sendiri tidak laku dan merapat ke pihak yang akan masih sama. Tidak akan ada perubahan dengan di pegang oleh Ical lagi, pengusaha petualang dengan tugu peringatan kekal Lapindo tentu sangat tidak patut jika membawa kembali Golkar dengan gerbongnya ke masa depan. Peta politik jelas akan lebih bersama koalisi masa kemarin bersama Gerindra dan kawan-kawan.

Yusuf Kalla

Politikus kawakan dan sukses dengan dua pemerintah yang berbeda, koalisi bolak-balik nan cerdik ini bisa membawa peta baru. Bisa menjadi model Anies gaya baru di pilpres karena akan membawa Golkar untuk mencalonkan dirinya kembali tentunya. Menarik jika kembali Jusuf Kalla yang kala menjabat ketum pernah sukses membawa gerbongnya menduduki RI-1 bersama Pak Beye dan menyingkirkan Pak Wiranto dan Pak Prabowo yang kemudian mereka masing-masing mendirikan partai sendiri. Jelas ada calon presiden ketiga dengan tampuk pimpinan Golkar di tangan Pak JK.

Angkatan Muda

Bisa dilihat kecenderungan ke mana afiliasinya. Kalau mereka sendiri tentu belum kuat untuk menjadi apapun, beda jika mengincar RI-2, tentu bisa, toh malah memperlemah bakal calon RI-1 yang sudah nyaring terdengar seperti Pak Prabowo dan Pak Jokowi. Kecenderungannya mengekor ke dua bakal calon ini, meskipun bisa juga jika afiliasi Pak JK akan mendorong untuk mengusung Pak JK. Masih sangat terbuka ke arah dua atau tiga calon tentunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun