Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Apa yang Paling Anda Rindukan dari Kompasiana?

1 Agustus 2017   19:41 Diperbarui: 4 Agustus 2017   09:28 1114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lama di Kompasiana, ada satu yang serasa kurang akhir-akhir ini. Tentu berbeda-beda bagi setiap Kompasianer untuk merasakan apa yang paling dirindukan. Beberapa hal yang membuat kangen Kompasiana adalah:

Saling berbalas komentar.

Ini keunggulan dengan media lain, paling tidak sudah terkumpul siapa akan komentar siapa, sangat jarang orang yang tidak senada dan seiring akan datang, kecuali moment khusus dan perusuh. Beberapa saat ini saya merasa bersyukur jauh lebih banyak yang berdiskusi daripada yang hanya asal berbeda.

Banyaknya bintang dan vote atau hits

Bisa saja demikian yang memang ikut even khusus. Soalnya yang memang hobi ikut lomba perlu hits dan vote jika penilaiannya demikian. Sah-sah saja jika memang demikian motivasinya, dan itu tidak ada yang salah. Cukup menyenangkan memang banyak hits dan vote, bisa pula menandakan kita cukup melaksanakan aa yang menjadi semboyan Kompasiana dulu.

Peringkat dan label

Peringkat di ter-populer atau nilai tertinggi tentu tidak salah. Demikian juga dengan label, baik FA, HL, ataupun hlt, semua sah-sah saja. Ada pula yang persentase di statisnya, boleh dan tidak salah tentunya. Hal ini juga berkaitan dengan contreng biru, hijau, atau memilih tidak bercontereng sekalipun, ada yang memilih merah katanya.

Honor

Beberapa waktu lalu ada tawaran soal bonus, reward, atau honor jika memenuhi syarat. Bagi yang mampu dan bisa itu tidak salah, tidak bisa dikatakan bahwa menulis di sini bukan untuk uang, tidak juga. Boleh yang berharap itu, sepanjang mampu. Saya pribadi jelas tidak masuk kategori itu, susah soalnya.

Hadiah, Kompasianival misalnya.

Siapapun anggota di sini berhak berharap untuk mendapatkannya. Lumayan kan, juga soal bahwa hal itu tentu tidak mudah. Sebagai motivasi bisa dan boleh, tapi kalau obsesi wah berat juga, apalagi kalau sampai marah dan ngambeg.

"Pertikaian"

Ada pula pertikaian yang sangat ramai, ini kadang juga buat kangen, meskipun tidak sebesar lainnya, namun ada saja yang biasanya mancing-mancing keributan model demikian. bagi mereka yang suka hal ini, tentu kangen jika tidak ada.

Saling menanggapi Artikel Serius

Hal ini juga sudah tidak lagi nampak, seolah, ke Kompasiana ya nulis, kalau sempat balas, kalau tidak sudah. Memang sah-sah saja demikian, apalagi semangat dasarnya juga memang berbeda, ini berpengaruh pada interaksi juga. Berbalas artikel demikian bisa menjadi penyeimbang jika ada artikel yang tidak disetujui, daripada merusak lapak dan pemandangan kan lebih elok menulis, asal bukan hanya asal kebalikannya, ada fakta dan data yang menunjang untuk itu. Coba daripada ribut dan memenuhi kolom komentar, coba tuangkan ide dalam bentuk artikel.

Berbalas artikel,

Ini yang paling ngangeni di Kompasiana, apalagi jika itu hanya guyon, bukan balas artikel yang bernada permusuhan dan menelanjangi kekurangan dan yang dinilai sebagai kekurangan Kompasianer lain. lama banget rasanya tidak lahir artikel berbalas ini. Kadang menarik juga sih perkelahian dan pertikaian dua sejoli yang beberapa kekal di Kompasiana ini, sebagai bumbu sih masih baik, cuma lebih baik jika itu hanya becanda. Ssaya ingat betul dengan artikel yang dibuat oleh Kompasianer Felix Tani, Om Botuna, Om Ken Absah mengenai saya, juga Pak Johanis Malingkas, Mas Budiman Gandewa, atau artikel serius Mas ubhkan Riyadi, di sana ramai saling jawab komentar, baik atau buruk tidak ada yang sakit hati. Berbalas artikel dengan Kompasianer Felix Tani beberapa kali. Atau berbalas komentar dengan Mbah AAA, Mas Jati sehingga Kompasiana menjadi ramai dan marak. Soal isi kadang tidak ;agi jadi perhatian.

Tentu artikel ini bukan untuk memaksakan kehendak atau merasa paling hebat di sini, namun ada yang menjadi ter, paling, dan menggugah untuk ke Kompasiana, kalau saya paling buat rindu itu artkel ber balas artikel candaan. Kompasianer tentu punya kesibukan masing-masing, alasan masing-masing untuk mengapa tidak lagi datang, tidak lagi berinteraksi, atau hanya membaca tanpa lagi menulis. Itu hak dan kepentingan masing-masing, tidak ada alasan untuk menuntut atau memaksa untuk aktif, becanda, atau bersama-sama terus.

Hak saya pula untuk kangen Kompasiana yang ramai akan celoteh tidak karuan di lapak, di kolom komentar yang bisa lebih banyak daripada hits, karena tanpa ditutup terus berbincang. Hal-hal yang mulai terkikis dari Kompasiana. Akankah nanti jadi media seperti koran yang ditulis ditinggal begitu saja?

Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun