Akibat lebih jauh lahirlah kader abal-abal yang hanya mengedepankan kepentingan diri sendiri. Parpol sudah tidak lagi diingat. Tidak ada ikatan batin ideologis yang memang hendak dibangun. Seperti pekerja yang bisa seenaknya pindah, karena memang tidak merasa memiliki.
Keadaan demikian merupakan pekerjaan rumah besar bagi parpol, jangan malah marah dan menuduh bak babi buta. Sadari kekeliruan selama ini dan kejar kesalahan untuk berubah menjadi partai modern. Partai yang tidak mengandalkan kultus individu atau pendiri namun jiwa dari ideologi. Kesamaan visi merupakan roh yang menyatukan. Jika sudah bisa demikian, jangan harap akan ada kader yang lari atau dituduh kacang lupa kulit. Persaingan sehat akan tercipta, bukan mencari kader namun memiliki kader yang kompeten untuk banyak kepentingan tentunya.
Tidak jauh berbeda dengan dunia olah raga. Bagaimana pembinaan akan menghasilkan atlet-atlet handal bahkan hingga tingkat dunia. Tidak perlu bajak membajak sudah melimpah jumlah pemain yang akan mengharumkan nama bangsa dan negara. Tentu kita ingat era ’90-an buluangkis kaya akan pemain kaliber internasional, namun sekarang maju ke final saja girang alang kepalang.
Parpol dan pengurus cabor harus profesional dan bukan bekas pejabat ini itu yang tidak jarang post power syndrom yang malah membebani bukan membantu. Saat berubah dan berbenah bukan saling tuduh dan mencurigai perbaikan oleh pihak lain. Kehendak baik perlu digelorakan daripada kisruh soal tuduh ini itu yang tidak berguna. Menggelorakan semangat bersama-sama demi kebaikan bukan saling meniadakan dan memusuhi.
Â
Salam