Mohon tunggu...
Bima Patria
Bima Patria Mohon Tunggu... Legal Professional

Through this blog, I aim to share my insights on banking & finance, transportation scrutiny, and football.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menjadi Tirani: Dari Parit ke Istana

14 Agustus 2025   09:30 Diperbarui: 14 Agustus 2025   09:51 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo Credit: German soldiers wear gas masks in the trenches in this 1917 painting by French artist Francois Flameng. (Warfare History Network)

Tapi kebencian, sebesar apapun, bisa menguap jika tidak diberi bentuk.

Rasa marah perlu dikristalkan menjadi identitas. Dan identitas butuh simbol.

Lihat Nazi. Mereka tidak hanya punya ideologi ekstrem, mereka merekayasa visualnya. Swastika simbol sederhana tapi kontras, dipasang di bendera, ban lengan, spanduk raksasa.

Seragam hitam rancangan Hugo Boss membuat setiap anggota terlihat seperti pasukan elite, tak peduli mereka hanya petugas logistik atau juru ketik. (https://www.dw.com/id/masa-lalu-hugo-boss-terkait-nazi/a-15416992)

Credit: Adobe Stock (Nazi Uniforms)
Credit: Adobe Stock (Nazi Uniforms)

Setiap barisan Nazi adalah fashion show kekuasaan: rapi, seragam, dan mengintimidasi.

Jokowi juga paham kekuatan ini. Kemeja kotak-kotak sederhana yang dipakai di kampanye bukan sekadar gaya santai, itu merupakan sebuah sinyal. Sinyal bahwa pemakainya bagian dari perubahan.

Credit: Ahok Org (https://ahok.org/2012/08/01/kemeja-kotak-kotak-jokowi-ahok-diburu-jelang-lebaran/)
Credit: Ahok Org (https://ahok.org/2012/08/01/kemeja-kotak-kotak-jokowi-ahok-diburu-jelang-lebaran/)

Seperti fans sepak bola yang mengenakan jersey timnya, massa yang berkotak-kotak merasa: "Kami satu tim. Kami satu perjuangan."

Simbol adalah perekat yang tidak terlihat tapi terasa. Ketika abda memakai lambang yang sama, anda tidak hanya mendukung, anda mengakuinya sebagai bagian dari identitasmu.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun