"Rezeki sudah ada yang mengatur, tenang saja!"
"Rezeki tidak akan tertukar"
"Memang rezeki sudah ada yang mengatur, tetapi diam saja tidak akan mendatangkan rezeki!"
"Setoran sepi nih! Belum rezeki kali!"
"Giliran gue banyak rezeki, lu deketin gue. Waktu lagi bokek lu ngejauh!"
Kalimat-kaliimat klise yang sering didengar dalam keseharian hidup. Apalagi kalau sudah bicara tentang yang namanya "UANG". Akhir-akhir ini sektor ekonomi memang menjadi primadona dalam perubahan sosial dan pemikiran. Salah satu konsep yang mengalami penyederhanaan dewasa ini adalah "REZEKI/RIZQI". Akhirnya segala konsep tentang rezeki itu digeneralisasi melulu tentang uang uang dan uang.
Padahal jika dikaji lebih mendalam, muncul konsep zakat dan riba ditarik dari satu konsep besar yaitu rezeki. Benarkah rezeki bukan hanya perkara uang dan ekonomi saja?
Konsep RezekiÂ
Kata ar-rizq dengan harakat kasrah merupakan pemberian yang didapat, baik dalam bentuk duniawi maupun ukhrawi. Terkadang ar-rizq juga digunakan untuk peruntungan dan makanan yang dikonsumsi. Bentuk pluralnya al-Arzq.
Dalam QS Qaf ayat 11 dijelaskan pula "Untuk menjadi rezeki bagi hamba-hamba (Kami), dan Kami hidupkan dengan air itu tanah yang mati (kering). Seperti itulah terjadinya kebangkitan".