Mohon tunggu...
Junaedy Patading
Junaedy Patading Mohon Tunggu... Swasta -

Menulis untuk mengabadikan...

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Laboratorium Henk van Mastrigt, Rumah Kupu-kupu Terbesar di Dunia

9 Agustus 2016   22:23 Diperbarui: 10 Agustus 2016   16:06 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: www.papua-insects.nl

Koleksi Pribadi
Koleksi Pribadi
Yang paling dikenang dan diabadikan adalah delias kristianiae van mastrigt yang ditemukan di pegunungan Foja. Sayapnya selebar 4,5 cm dengan corak yang menarik di kedua sisi. Bagian bawah berwarna hitam dan putih, sisi atasnya didominasi hitam dan coklat dengan semburat warna kuning. Pemberian nama ini merujuk pada nama ibu negara waktu itu Kristiani Herawati Yudhoyono dan penemunya sendiri. Kupu-kupu ini kemudian dijadikan sampul perangko dan diresmikan penggunaannya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, November 2007.

Sumber Gambar: www.papua-insects.nl
Sumber Gambar: www.papua-insects.nl
Mengelola dan menjaga tempat ini tidak semudah yang dibayangkan, apalagi tubuh serangga ini rentan terhadap kerusakan akibat cuaca maupun dari serangga pemangsa seperti semut atau rayap. “Suhunya harus tetap terjaga dengan pendingin udara, antara 16-17 derajat celcius. Sementara listrik sering mati dalam waktu lama. Kita belum punya genset, kalau begini terus, kerusakan pada serangga-serangga itu akan lebih cepat,” beber Evie yang terlibat langsung dalam sejumlah survey entomologi sejak mahasiswa di beberapa wilayah seperti Moor-Mambor Nabire tahun 2003, Supiori Selatan (2004), Fakfak (2005), Kwerba Mamberamo (2005), Numfor (2005), Borme 2006, Supiori Utara (2006), Biak 2007, Raja Ampat (2008), dan sebagainya.

Syarat lainnya, ruangan ini harus kedap cahaya matahari, juga tak boleh ada yang membawa makanan ke dalam ruangan. “Akan mengundang serangga lain seperti semut yang bisa merusak koleksi.”

Sementara ini, laboratorium ini dijaga oleh Evie dan Daawia Suhartawan sebagai kepala laboratorium, dosen MIPA lainnya yang sementara mengambil program doktoralnya di Jerman. “Kami belum punya staf khusus untuk mengelola lab ini, padahal tak sedikit peneliti yang datang ke sini, termasuk dari luar negeri,” tambah Evie.

Laboratorium ini juga dilengkapi dengan perpustakaan kecil. Isinya, apalagi kalau bukan buku-buku pengetahuan tentang serangga. Beberapa di antaranya adalah karya Bruder Henk sendiri.

Sebelum dihibahkan ke Uncen, koleksi serangga ini berada di Biara St. Fransiscus Asisi, APO Kota Jayapura. Menurut Evie, dalam perjanjian antara Bruder Henk dengan pihak Uncen, salah satu poinnya disebutkan jika pihak Uncen tidak sanggup mengelola laboratorium ini, maka pihak Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) berhak mengambilnya.


Ironisnya, akibat komplikasi berbagai penyakit, Bruder Henk telah mengembuskan napas terakhirnya pada 6 Agustus 2015, lima bulan sebelum laboratorium ini diresmikan penggunaannya pada Januari 2016.

Henk van Mastrigt memang sudah tiada, namun ia sudah meninggalkan sebuah warisan tak ternilai bagi sains di Papua, Indonesia, bahkan dunia.

***

Di samping dikagumi karena keindahannya dengan ragam corak, kupu-kupu boleh menjadi kontrol terhadap keadaan suatu lingkungan. Keberadaan serangga ini menunjukkan tingkat kealamian suatu lingkungan, jika tidak, maka pertanda sebaliknya. Lebih daripada itu, kupu-kupu sangat membantu dalam proses penyerbukan pada tumbuh-tumbuhan.

Indonesia dipercaya memiliki sedikitnya 1.600 jenis kupu-kupu, terbesar di dunia (35 persen). Dari angka itu, 50 persennya ada di Papua. Keberadaan kupu-kupu mulai terancam akibat perdagangan di pasar internasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun