Mohon tunggu...
JQ Soenardi
JQ Soenardi Mohon Tunggu... Buruh - Rektor Universitas Kehidupan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis adalah berkerja di kesunyian Dalam hening dan senyap namun terasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Setelah Hujan Reda Ada Pelangi Karya Najmah Syakiratun Ni'am

29 Februari 2024   01:19 Diperbarui: 29 Februari 2024   01:38 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar https://pixabay.com/id/illustrations/pasangan-muslim-berdoa-islam-6116320/

Dan Bapak,yang selama ini selalu menyemangati ku yang selama ini selalu ada untukku yang selama ini tak pernah terlihat raut wajah sedih dan kecewa kini terbujur kaku di ruang tengah,membeku, terpejam dengan senyuman di bibirnya yang terlihat biru.nafasnya terhenti ,jantungnya tak berdetak lagi, mata sayunya tertutup erat seakan tidur karena lelah bekerja

Aku shock !

Bapak meninggalkan ku,meninggalkan ibu dan juga adikku,ia meninggalkan kami. hari itu, bahagiaku lenyap,senyumku menghilang , aku kehilangan sosok pahlawan keluarga.rasanya ingin ku kutuk dunia ini ,ingin rasanya berteriak marah.

"Tuhan apa maksud semua ini?"

Sejak hari itu kehidupanku berubah . ibu yang hanya guru tidak tetap di sekolah dasar harus mencari kerja sampingan berjualan es buah di depan rumah . Adikku masih harus tetap melanjutkan sekolahnya. dan aku? Aku  tengah melanjutkan kuliah dengan beasiswa baznas di kampus swasta di kota sebelah. Aku tinggalkan beasiswa turki itu. Aku kerja part time di sebuah rumah makan . hidupku jauh dari yang aku harapkan. Aku kehilangan segalanya.

Sudah  memasuki tahun ketiga aku hidup di kota ini, kadang terbesit perasaan rindu pada ibu dan adikku. Tapi inilah garis tuhan yang harus aku terima. Selama tiga tahun ini aku harus fokus kuliah dan bekerja agar bisa mengurangi beban ibu di rumah.

Hingga suatu ketika sepulang dari kerja , aku merasakan tulang tulangku remuk dan tubuhku sempoyongan , aku tidak sadarkan diri.

Saat aku siuman aku sudah berada dikamar kosku.aku jga mendapat kiriman buah dan makanan serta secarik kertas bertuliskan "lekas sembuh".  Mbak leli (tetangga kos ku) bilang bahwa aku tadi pingsan dan dibawa oleh laki laki yang mengaku teman satu SMA denganku dulu. Aku kaget, siapa dia? Seingat ku di kota ini aku hanya bertemu  tiga kawan seangkatan dulu. Apa mungkin ucup? Atau ajay? " ah mungkin salah satu dari mereka" pikirku

Aku kembali menjalankan hidupku yang masih abu abu. Namun aku masih penasaran dengan kejadian pingsan kemarin. Siapa orang ini? Aku seperti pernah mengalami hal yang sama. Tapi apakah ini dia? "itu mustahil, dia ada di malang. Mana mungkin ada disini?" batinku.

Sampai akhirnya dia datang saat aku tengah bekerja, aku terkejut saat aku tau dia orang yang sama. Orang yang aku anggap jauh . orang yang istimewa karna aku suka kata kata jujur dalam tulisannya.sungguh, aku tak percaya.Kedua mata ini bertemu kembali. Bibir ini tersenyum sendiri. Dia juga balas tersenyum lalu menyapa "hai, sudah baikan?" . aku diam seribu bahasa tak tau mau berkata apa.

Kemudian dia berlalu meninggalkan secarik kertas 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun