Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

KopiStudio24 : Jejak Pagi di Jalan Bromo

10 September 2025   19:12 Diperbarui: 10 September 2025   19:12 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kopi Americano dingin ala KopiStudio24 Jln Bromo Malang. Foto : Parlin Pakpahan.

Dari Jalan Bromo ke Pusat Kota

Lokasi kedai ini strategis. Jalan Bromo hanya sepelemparan batu dari Jalan Ijen yang ikonik dengan boulevard hijaunya. Dari sini, kita bisa dengan mudah berjalan kaki menuju kawasan Kajoetangan Heritage, pusat kota yang sedang dikembangkan sebagai destinasi wisata. Jika ingin melanjutkan ke kawasan Pecinan, hanya perlu bergeser sedikit.

Seorang mahasiswa tengah melakukan pembayaran di kasir KopiStudio24. Foto : Parlin Pakpahan.
Seorang mahasiswa tengah melakukan pembayaran di kasir KopiStudio24. Foto : Parlin Pakpahan.

Sekilas Sejarah Jalan Bromo dan Ijen

Jalan Bromo sendiri termasuk bagian penting dari kawasan hunian elite yang dirancang Belanda pada awal abad ke-20. Ketika Pemerintah Kolonial mengembangkan Boulevard Ijen sebagai kawasan pemukiman kelas atas, beberapa jalan kecil di sekitarnya - termasuk Jalan Bromo - dibangun untuk menampung rumah-rumah bergaya Indische dan art deco. Hingga kini, nuansa itu masih terasa lewat bangunan bercat putih dengan pilar besar, halaman luas, dan fasad klasik yang kokoh.

Dibandingkan Jalan Ijen yang lebih megah, Jalan Bromo terasa lebih intim. Namun keduanya saling melengkapi : Ijen menjadi pusat aktivitas sosial masyarakat kolonial, sementara Bromo lebih banyak dihuni keluarga Eropa dan pejabat tinggi. Kehadiran GKI Bromo, misalnya, menunjukkan bahwa jalan ini sejak dulu menjadi ruang pertemuan lintas budaya dan keyakinan. Maka, wajar bila kini Jalan Bromo tetap terjaga auranya, sekaligus menjadi rumah bagi usaha modern seperti KopiStudio24.

Seorang mahasiswi tengah melakukan pembayaran di Kasir KopiStudio24. Foto : Parlin Pakpahan.
Seorang mahasiswi tengah melakukan pembayaran di Kasir KopiStudio24. Foto : Parlin Pakpahan.

Catatan tentang Layanan

Meski suasananya menyenangkan, saya mencatat satu hal : sistem pelayanannya masih kalah efisien dibandingkan kedai-kedai populer lain seperti Mie Gacoan. Di Gacoan, pelanggan diberi alat kecil yang otomatis bergetar dan menyala saat pesanan siap. Sistem ini mengurangi kebisingan panggilan manual dan membuat antrian lebih tertib. Sementara di KopiStudio24, pesanan masih dipanggil dengan suara, yang kadang menimbulkan keributan kecil.

Bukan masalah besar, memang, tetapi hal-hal semacam ini menentukan kenyamanan. Jika ingin benar-benar menjadi tempat nongkrong 24 jam yang diminati banyak orang, perbaikan sistem pelayanan akan sangat membantu.

Tempat Nongkrong Milenial

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun