Dari Retorika ke Aksi
Yang membedakan Dedi Mulyadi dari pemimpin lain bukan hanya retorikanya yang kuat, tapi juga kemampuannya mengeksekusi. Ia dikenal dekat dengan rakyat, sering turun langsung ke lapangan, dan tak segan menegur aparat yang lamban.
Banyak yang menyebut gaya kepemimpinannya mirip gaya pemimpin lapangan -tegas tapi membumi. Dalam kunjungan ke Parungpanjang, ia tidak membawa rombongan besar. Hanya dirinya, ajudan, dan tim dokumentasi. Tapi dampaknya besar. Warga merasa diperhatikan.
Dan memang, sejak ia turun tangan, perbaikan jalan Parungpanjang mulai terlihat. Betonisasi mulai dilakukan dari Kantor Kecamatan ke arah Cigudeg. Beberapa bagian sudah mulus. Debu berkurang, lalu lintas lebih tertib.
Harapan Baru di Parungpanjang
Warga kini mulai merasakan hasil dari intervensi KDM. Mereka yang dulu berniat pindah karena frustrasi dengan kondisi jalan dan lingkungan kini mulai berpikir ulang. "Kami merasa lebih aman, lebih nyaman," ujar seorang penghuni Samanea Hill. "Kami tahu kami punya pemimpin yang berpihak."
Bagi saya pribadi, kembali ke Parungpanjang kini bukan hanya soal pulang. Tapi juga menyaksikan kebangkitan sebuah wilayah yang dulu dianggap tempat buangan - Eldorado yang terlupakan - kini mulai diperlakukan sebagaimana mestinya.
Bukan lagi ladang eksploitasi, tapi wilayah strategis yang butuh perlindungan, perhatian, dan keberpihakan nyata dari negara.
Parungpanjang belum sepenuhnya pulih. Jalan belum sepenuhnya dibeton, ISPA belum sepenuhnya hilang, dan tambang belum sepenuhnya terkendali. Tapi satu hal yang pasti: dengan hadirnya KDM, Parungpanjang kini memiliki harapan.
Dan harapan, dalam dunia yang lelah ini, adalah kemewahan yang tak ternilai.
Catatan :