Eskalasi Konflik India-Pakistan Pasca Serangan Pahalgam
Hubungan India dan Pakistan telah lama diwarnai konflik, terutama terkait sengketa wilayah Kashmir. Namun, insiden serangan bersenjata yang terjadi di Pahalgam, Kashmir yang dikelola India pada 22 April 2025, menjadi pemicu baru dalam eskalasi ketegangan antara dua negara bersenjata nuklir tersebut. Dengan latar belakang sejarah yang kompleks dan rivalitas strategis yang mendalam, ketegangan ini dengan cepat memburuk dari adu argumen diplomatik menjadi konfrontasi militer langsung, termasuk serangan rudal dan penggunaan pesawat nirawak. Ketegangan ini menghidupkan kembali kekhawatiran global mengenai kemungkinan pecahnya perang habis-habisan antara dua negara yang sama-sama memiliki persenjataan nuklir.
Latar Belakang Konflik
India dan Pakistan telah terlibat dalam tiga perang besar sejak kemerdekaan mereka dari Inggris pada tahun 1947. Wilayah Kashmir selalu menjadi titik panas utama. Kedua negara mengklaim wilayah ini secara keseluruhan, meski masing-masing menguasai sebagian. Konflik-konflik sebelumnya, seperti Perang Kargil 1999, menunjukkan betapa cepatnya situasi bisa memburuk. Kini, setelah beberapa tahun relatif tenang secara militer, ledakan kekerasan di Pahalgam telah menyalakan kembali api konflik.
Pada 22 April 2025, serangan mematikan di Pahalgam menewaskan 25 wisatawan dan satu pemandu lokal. Kelompok bersenjata yang awalnya bernama The Resistance Front (TRF) mengaku bertanggungjawab sebelum menarik klaim tersebut. India segera menuding Pakistan sebagai dalang serangan melalui proksi Lashkar-e-Taiba, kelompok yang dikenal bermarkas di Pakistan. Islamabad membantah tuduhan tersebut, menyebutnya tidak berdasar dan provokatif.
Dari Diplomasi ke Militer
Eskalasi terjadi sangat cepat. India menarik diri dari perjanjian bilateral, termasuk mengenai pembagian air, dan mulai mengusir diplomat Pakistan. Pakistan merespons dengan langkah serupa dan mengancam akan mencabut Perjanjian Simla 1972, yang mengatur gencatan senjata di sepanjang Garis Kontrol (LoC).
Titik kritis terjadi pada 7 Mei, ketika India meluncurkan serangan rudal terhadap target yang diklaim sebagai "infrastruktur teroris" di wilayah Pakistan dan Kashmir yang dikuasai Pakistan. Serangan ini, menurut Islamabad, menyebabkan tewasnya 31 warga sipil. Pakistan kemudian menuduh India melakukan serangan udara lanjutan pada 8 Mei, dan membalas dengan mengirim rudal dan pesawat nirawak ke wilayah India.
Ketika pada 10 Mei Pakistan menyatakan bahwa tiga pangkalan militernya diserang oleh rudal India, dan mengklaim telah membalas dengan menyerang tujuh pangkalan India, dunia menyaksikan bagaimana konflik bilateral ini berada di ambang eskalasi besar-besaran.
Persenjataan Nuklir : Sebuah Ancaman Eksistensial