BRICS bukanlah solusi instan
Dominasi Dolar AS - Meskipun BRICS berusaha mengurangi ketergantungan pada dolar dengan transaksi lintas negara dengan menggunakan mata uang lokal, faktanya perdagangan global masih didominasi oleh dolar. Indonesia tetap membutuhkan akses ke sistem keuangan AS untuk perdagangan dan investasi.
China dan India, dua anggota utama BRICS, memiliki kepentingan yang sering bertolak belakang. Rusia sedang dalam tekanan ekonomi akibat sanksi, dan Brasil serta Afrika Selatan juga mengalami masalah ekonomi internal.
AS masih menjadi tujuan utama bagi investor global. Jika Indonesia terlalu jauh dari orbit AS dan mencoba bergeser sepenuhnya ke BRICS, investor asing bisa menjadi lebih berhati-hati terhadap stabilitas ekonomi Indonesia.
AS dan kontrol minyak middle-east
Strategi "tekanan maksimum" tehadap Iran, menunjukkan arah AS untuk menguasai kembali geopolitik minyak di middle-east.
Ada indikasi kuat untuk itu seperti sanksi berat terhadap Iran untuk melemahkan pengaruhnya di pasar minyak global; normalisasi hubungan Saudi-Israel yang bisa memperkuat aliansi AS di kawasan; dukungan terhadap produksi minyak domestik AS untuk mengurangi ketergantungan pada OPEC.
Jika AS berhasil dalam strategi ini, mereka tidak hanya mengendalikan harga minyak, tetapi juga bisa lebih leluasa menentukan siapa yang boleh menikmati akses energi murah dan siapa yang akan dikenakan sanksi.
Strategi Indonesia dalam situasi ini
Indonesia harus membuka dialog dengan AS, menekankan bahwa perdagangan bilateral saling menguntungkan.
Bisa menggunakan leverage, misalnya menawarkan peluang investasi bagi perusahaan AS di Indonesia (seperti energi hijau atau manufaktur).