Indonesia Harus Cerdik Menghadapi Tarif Timbal-Balik Trump
Dalam rilis terbaru sejumlah media, dikatakan para ekonom JPMorgan melihat peluang 40% ekonomi AS memasuki resesi, peningkatan 10 poin persentase dari awal tahun ini.  Revisi tersebut dihasilkan dari tarif yang ditingkatkan yang dianggap oleh para ekonom bank sebagai risiko hambatan besar pada aktivitas  ekonomi AS.
Peningkatan peluang resesi AS menjadi 40% menurut JPMorgan merupakan sinyal yang perlu dicermati, terutama karena dipicu oleh kenaikan tarif yang dapat menghambat aktivitas ekonomi.
Dampak tarif pada inflasi dan konsumsi
Tarif yang lebih tinggi cenderung meningkatkan harga barang impor, yang bisa memperburuk inflasi. Jika inflasi tetap tinggi, daya beli masyarakat akan turun, menyebabkan perlambatan konsumsi yang merupakan motor utama ekonomi AS.
Efek pada investasi dan pasar keuangan
Ketidakpastian akibat kebijakan perdagangan yang lebih proteksionis bisa membuat investor lebih berhati-hati. Jika bisnis menahan ekspansi atau investasi karena tarif yang lebih tinggi, ini dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi. Pasar saham juga bisa mengalami tekanan jika pelaku pasar melihat prospek ekonomi yang melemah.
Reaksi The Fed
Federal Reserve kemungkinan akan mempertimbangkan faktor ini dalam kebijakan suku bunga. Jika resesi menjadi lebih mungkin, The Fed mungkin harus menyesuaikan kebijakan moneternya, yang bisa berdampak pada likuiditas global, termasuk pasar negara berkembang.
Dampak global