Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Wapres AS ID Vance: Uni Eropa Harus Segera Berubah

16 Februari 2025   06:17 Diperbarui: 16 Februari 2025   06:17 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wapres AS JD Vance di Munich, Jerman. (Sumber : edition.cnn.com).

Dukungan implisit terhadap gerakan sayap kanan di Eropa

Vance secara terang-terangan mengecam "tembok api" politik yang menjauhkan partai-partai konservatif dari kekuasaan, secara tidak langsung mendukung partai-partai seperti AfD di Jerman.

Dengan bertemu langsung dengan pemimpin AfD Alice Weidel, Vance memperlihatkan pemerintahan Trump tidak lagi bersikap netral terhadap politik domestik Eropa dan mendukung partai-partai yang memiliki pandangan lebih dekat dengan Trumpisme.

Dengan mengkritik sikap Uni Eropa terhadap AfD, ia mendorong normalisasi partai sayap kanan yang sebelumnya dianggap berbahaya bagi stabilitas politik Eropa pasca-Perang Dunia II.

Sikap lunak terhadap Rusia

Salah satu elemen paling kontroversial dari pidato Vance adalah minimnya kritik terhadap Rusia dan Belarus, yang jelas-jelas memiliki kepemimpinan otoriter selama beberapa dekade. Sebaliknya, ia justru mempertanyakan legitimasi pembatalan pemilu di Rumania meskipun ada campur tangan Rusia.

Dengan Trump yang sudah berbicara langsung dengan Putin dan Hegseth menyatakan Ukraina tidak akan mendapatkan kembali perbatasannya sebelum perang, jelas ada indikasi Washington lebih memilih negosiasi cepat yang menguntungkan Rusia daripada perlawanan berkepanjangan.

Sejak periode pertama Trump, ada dugaan ia ingin mendekati Rusia untuk membentuk keseimbangan kekuatan baru melawan China. Pidato Vance semakin menguatkan dugaan ini.

Isu kebebasan berbicara dan media sosial

Vance menyoroti kebijakan Eropa yang disebutnya menekan kebebasan berbicara, khususnya dalam ranah digital. Ia mengkritik regulasi yang mengatur disinformasi, mengklaim ini adalah cara untuk menekan pendapat yang berlawanan.

Uni Eropa selama ini mengambil langkah keras terhadap disinformasi dan ujaran kebencian, berbeda dengan pendekatan AS di bawah Trump yang lebih bebas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun