Sementara kawasan Joyoagung raya yang sudah dikembangkan sejak masa Walikota Sutiaji, kini terpaksa merelakan cukup banyak warga kotanya yang mencoba berusaha di sektor pariwisata menutup lapaknya. Ini sungguh menyedihkan karena jalan mulus-mentul sudah dikembangkan ke arah barat hingga kawasan Genteng. Kawasan lama seperti Joyogrand, Bukit Tidar, Graha Dewata sudah cukup lama berkembang, namun dengan matinya kawasan Joyoagung raya yang cukup panjang itu, maka mati pulalah UMKM pariwisata di area tersebut.
Untuk menghidupkan kembali kawasan Joyoagung Raya dan menyelamatkan UMKM pariwisata yang tumbang di sana, Walikota Wahyu Hidayat perlu menerapkan strategi pemulihan berbasis ekonomi lokal dan daya tarik wisata baru.
Reaktivasi kawasan Joyoagung sebagai zona wisata dan kuliner
Walikota bisa menetapkan Joyoagung Raya sebagai kawasan wisata tematik dengan konsep "Malang Western Gateway"---menjadi pintu gerbang wisata dari barat.
Strategi
Festival Kuliner & Pasar Malam -- Mengadakan event rutin untuk menarik pengunjung, misalnya "Joyoagung Street Food Fest" tiap akhir pekan.
Rebranding Kawasan -- Memberikan identitas baru yang lebih menarik, seperti "Joyoagung Heritage Walk" atau "Kampung Wisata Kreatif".
Kolaborasi dengan komunitas dan UMKM -- Mengajak pelaku usaha lokal untuk merancang atraksi wisata yang berbasis budaya dan ekonomi kreatif.
Pemberian insentif bagi pelaku usaha
Sebagian UMKM tutup karena beban operasional yang tinggi dan minimnya pemasukan akibat turunnya jumlah pengunjung. Pemerintah bisa memberikan keringanan pajak usaha dan retribusi sewa lahan selama 1-2 tahun; mempermudah izin usaha untuk pedagang kaki lima, kafe, dan resto di sepanjang Joyoagung Raya; memberikan subsidi modal bagi UMKM berupa skema kredit lunak atau hibah bagi UMKM terdampak agar mereka bisa bangkit kembali.
Peningkatan aksesibilitas dan transportasi