Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Rusia Semakin Melaju dan Ukraina Semakin Menyurut

10 April 2024   16:09 Diperbarui: 10 April 2024   16:09 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perekonomian Rusia juga melampaui ekspektasi, karena didukung oleh keuntungan minyak dan gas yang besar - US $ 596 miliar sejak invasi besar-besaran pada 24 Pebruari 2022 - dan hanya ada sedikit indikasi bahwa sanksi Barat telah memaksa Presiden Vladimir Putin untuk bersikap moderat.

Ada juga kekhawatiran yang meningkat mengenai keadaan demokrasi dan supremasi hukum Ukraina. Yang mencolok adalah penundaan pemilu tanpa batas waktu. Pemilihan parlemen seharusnya diadakan pada 29 Oktober tahun lalu, namun tidak dilaksanakan, dan masa jabatan Zelensky akan berakhir pada bulan April 2024.

Penetapan darurat militer hanya berarti pengekangan terhadap kebebasan ekonomi, serta kebebasan birokrasi dan hukum. Fenomena ini terlihat dari penggabungan semua saluran televisi nasional ke dalam satu platform, pelarangan semua partai politik oposisi yang diduga memiliki hubungan dengan Rusia, pembatasan modal yang mencegah ekspor uang, dan berbagai nasionalisasi perusahaan. Meski hal ini dibenarkan oleh kebutuhan masa perang, langkah-langkah ini mulai terasa tidak nyaman.

Di dunia internasional, dukungan terhadap Ukraina semakin berkurang. Jajak pendapat CNN pada bulan Agustus mengungkapkan mayoritas warga Amerika kini percaya AS telah berbuat cukup untuk mendukung Ukraina dan tidak seharusnya mengirimkan bantuan lebih banyak. Jajak pendapat Gallup bulan Nopember 2023 menemukan hasil serupa. Meski jumlah bantuan yang diberikan oleh Uni Eropa lebih menjanjikan, kebuntuan politik di AS dan Uni Eropa telah menghambat bantuan tsb.

Secara resmi, pemerintah negara-negara Barat tetap berkomitmen terhadap Ukraina. Namun mereka merasakan tekanan dalam negeri di tengah perang yang berkecamuk di Timur Tengah, dampak perubahan iklim yang semakin besar, kerusuhan sipil dan kudeta yang menjamur di seluruh dunia, serta kecenderungan alami manusia untuk kehilangan fokus seiring berjalannya waktu.

Semua ini mencerminkan situasi yang menantang bagi Ukraina. Negara ini telah diinvasi, mengalami kerusakan yang sangat parah, dan terpaksa melakukan pertempuran yang melumpuhkan terus menerus dengan lawan yang jauh lebih besar.

Meski Ukraina terlihat tetap teguh, tapi sulit dipungkiri keretakan mulai terlihat. Dampak yang paling mungkin terjadi dari perang ini adalah kembalinya status quo ke status quo pasca invasi tahun 2014, yaitu permusuhan yang membara, namun tersebar di lebih banyak wilayah Ukraina.

Semangat kerja dan semangat juang pun semakin melemah baik di Ukraina maupun di luar negeri. Perjuangan Ukraina memang terkesan tetap berkelanjutan dan terus mengejutkan serta menginspirasi sebagian besar dunia, tapi Ukraina telah kehilangan momentum untuk bisa mengembalikan Donbass ke pangkuannya. Boro-boro mengembalikan Crimea.

Meski menghadapi tantangan besar, Zelensky terus mempertahankan kebersamaan negaranya. Kekhawatirannya adalah kegagalan meraih kemenangan pada tahun 2024. Ini berkonsekuensi semakin menekan semangat juang Ukraina dan keinginan untuk mendapatkan dukungan dari luar.

Mazhab pembiaran Rusia menang dalam perangnya melawan Ukraina akan semakin membesar di dunia barat ketimbang mendukung Ukraina tanpa pamrih. Hal ini terasa menyakitkan bagi Uklraina.

Meski banyak negara di dunia barat yang mengecam tindakan Rusia dan memberikan dukungan moral serta bantuan ekonomi kepada Ukraina, ada keterbatasan nyata dalam kemampuan dan keinginan mereka untuk terlibat secara langsung dalam konflik militer melawan Rusia. Terlibat dalam konflik militer melawan Rusia memiliki risiko besar termasuk potensi eskalasi yang tidak terkendali, sehingga banyak negara barat lebih memilih untuk menghindari konflik langsung dengan Rusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun