Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Oret-Oretan Seputar Kajoetangan Heritages di Kota Malang

13 Juli 2023   16:25 Diperbarui: 13 Juli 2023   16:33 1168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hadipoeran, sebuah penginapan jadul di Jln Bukit Berbunga, Batu, Malang Raya. Foto: Parlin Pakpahan.

Tidak bisa tidak Pemkot Malang harus membangun mindset baru yang serba gres sebagai berikut : 

Pertama, Pelestarian Warisan Budaya. Haruslah dipastikan terlebih dahulu kawasan Kajoetangan Heritages mempertahankan warisan budaya dan sejarahnya yang meliputi masa kolonial Belanda, misalnya pelestarian bangunan bersejarah, arsitektur, dan situs-situs penting lainnya disitu seperti Oen Ice Cream Palace, perkampungan tempo doeloe Kajoetangan di belakang Jln Basuki Rachmat yang disebut Kajoetangan Heritages itu, Rajabally dll agar identitas kawasan tsb semakin menarik minat wisatawan yang tertarik pada sejarah.

Kopi Lontjeng yg juga jadul sudah kembali aktif di Kajoetangan Heritages, Foto: Parlin Pakpahan.
Kopi Lontjeng yg juga jadul sudah kembali aktif di Kajoetangan Heritages, Foto: Parlin Pakpahan.

Kedua, Pengembangan Infrastruktur. Untuk memajukan kawasan ini, perlu dilakukan pengembangan infrastruktur yang tepat. Ini mencakup pemeliharaan jalan dan aksesibilitas yang baik ke area ini, fasilitas umum seperti armada "mobile toilet", trotoar, dan tempat parkir yang memadai, serta pengembangan fasilitas pariwisata seperti hotel, restoran, dan toko-toko. Ini penting, mengingat kebanyakan penghuni lama sudah tidur alias bangkrut sejak lama dan ini perlu difasilitasi pemerintah agar dapat bantuan pinjaman tapi yang pasti bantuan itu diarahkan untuk kepariwisataan dan bukan di luar itu.

Ketiga, Diversifikasi Pariwisata. Selain mempertahankan aspek warisan budaya, selanjutnya perlu dikembangkan lebih jauh beragam aktivitas pariwisata di kawasan ini. Misalnya, mengadakan festival budaya, pasar seni dengan menyewa salah satu gedung kuno disitu kemudian memolesnya atau sekurangnya mengambil tempat di emperan tertentu yang cukup lebar seperti di depan gedung BNI 46, dengan catatan gedung tsb yang mempunyai halaman depan yang cukup luas bisa dipinjam frequently dll. Sejauh ini baru para pengamen jalanan yang berkiprah. Itupun para pengamen yang telah diseleksi oleh Pemkot bahwa mereka terbukti profesional dalam bermusik dan bukan asal kencrang-kencreng memainkan gitarnya begitu saja. Ini akan menarik berbagai jenis wisatawan dan memberikan pengalaman yang berbeda.

Sebuah cafe jadul di Kajoetangan Heritages dgn motor Sundap jadul sebagai dekorasi depan. Foto: Parlin Pakpahan.
Sebuah cafe jadul di Kajoetangan Heritages dgn motor Sundap jadul sebagai dekorasi depan. Foto: Parlin Pakpahan.

Keempat, Pemberdayaan Komunitas Lokal. Pemkot Malang harus memastikan telah melibatkan komunitas lokal dalam pengembangan dan pengelolaan kawasan Kajoetangan. Ini dapat dilakukan melalui program pelatihan dan pengembangan keterampilan untuk masyarakat setempat, memberikan kesempatan kerja, dan menggali pengetahuan lokal untuk meningkatkan pengalaman wisatawan.

Kelima, Keberlanjutan Lingkungan. Dalam mengembangkan wisata kota disini, perlu diperhatikan aspek keberlanjutan lingkungan. Upaya perlindungan lingkungan, seperti pengelolaan saluran pembuangan air limbah yang efisien dan upaya konservasi tanaman Tabebuya dan tanaman hias lainnya disitu. Ini akan menjadi faktor penting untuk menjaga daya tarik kawasan ini di masa depan.

Lampu hias di Kajoetangan Herirages dengan tiang dan kubah jadul yg semula dikritik sbg copy paste Malioboro Yogya. Foto: Parlin Pakpahan
Lampu hias di Kajoetangan Herirages dengan tiang dan kubah jadul yg semula dikritik sbg copy paste Malioboro Yogya. Foto: Parlin Pakpahan

Keenam, Pemasaran dan Promosi. Pemkot Malang dengan segala pemangku kepentingan disitu perlu melakukan pemasaran dan promosi yang efektif untuk menarik pengunjung. Gunakanlah platform digital, media sosial, dan kampanye pemasaran yang tepat yang dapat meningkatkan kesadaran tentang kawasan Kajoetangan Heritages dan menarik minat wisatawan lokal maupun internasional.

Dengan menyuntik aspek-aspek ini menjadi mindset baru baik bagi Pemkot maupu stake holdernya, kawasan Kajoetangan Heritages di Malang memiliki potensi untuk menjadi destinasi wisata kota yang menarik dan berkelanjutan dalam jangka panjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun