Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Belajar dari Kehidupan Rimba yang Tersembunyi

25 Maret 2023   17:06 Diperbarui: 25 Maret 2023   17:07 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Old Tjikko Tree atau pohon cemara Norwegia yang berusia 9.550 tahun di tanah Swedia. Foto : amazing.zone

Peter menjelaskan penemuan menakjubkan tentang bagaimana pohon mewariskan pengetahuan kepada generasi penerus; di sisi lain, dia tidak tanggung-tanggung dalam kritiknya terhadap mereka yang memegang kekuasaan ekonomi dan politik - yang menanam pohon semata-mata demi penebangan dan atas nama kebajikan - bahkan ketika mereka dengan kejam mengeksploitasi alam.

Dalam bukunya yang lain The Power of Trees dia membandingkan pohon hutan dengan keluarga dan pohon perkotaan dengan anak jalanan.

Salah satu alasan mengapa banyak dari kita yang gagal memahami pohon adalah karena mereka hidup dalam skala waktu yang berbeda dengan kita. Salah satu pohon tertua di Bumi, Old Tjikko, pohon cemara Norwegia yang terletak di Gunung Fulufjllet di propinsi Dalarna, Swedia, berusia lebih dari 9.550 tahun. Sistem perakaran Tjikko tua yang tingginya hanya 5 meter itu diperkirakan berusia 9.564 tahun, menjadikannya pohon cemara tertua yang diketahui di dunia. Itu 126 kali lebih lama dari rata-rata umur manusia sekarang ini yi 75 tahun.

Pohon pada kenyataannya bersifat sosial. Mereka adalah komunikator yang canggih. Mereka mengalami rasa sakit, mempunyai memori atau ingatan, dan tinggal bersama anak-anak mereka.

Pohon bisa mencicipi dan mencium, juga melepaskan bahan kimia untuk memperingatkan tetangganya bahwa ada ancaman dari katakanlah jerapah pemakan daun sudah mendekat. Yang lainnya, ketika diserang serangga, pohon dapat mengirim sinyal kimiawi untuk menarik pemangsa yang akan memakan serangga tsb.

Pohon bertukar nutrisi melalui sistem akarnya, termasuk dengan pesaingnya. Sistem ini menguntungkan semuanya, karena pengelompokan pohon menciptakan ekosistem yang antara lain dapat mengatur suhu, menyimpan air, dan menghasilkan kelembapan.

Anggota komunitas yang sakit dirawat dan diberi makan, seakan keberadaan pohon adalah bagian dari Tubuh Mistik. Begitu kuatnya naluri pohon terhadap kesehatan kolektif sehingga semacam prinsip pemerataan sedang bekerja, dimana pohon yang lebih kuat bekerja untuk memperkuat yang lemah.

Sebagaimana halnya manusia, pohon yang tumbuh dalam isolasi umumnya gagal tumbuh subur. Dan seperti di dunia manusia, ada hierarki - pohon tertentu disukai. Sebuah pohon akan secara sukarela membatasi pertumbuhan cabangnya, sehingga tidak akan menghalangi cahaya yang dibutuhkan oleh teman atau tetangganya, tetapi juga tak masalah ketika ia melakukan hal serupa terhadap pohon yang bukan teman. Akar pertemanan terjalin sedemikian rupa di antara pepohonan, bahkan sampai mati bersama pun jadi.

Pohon mencatat rasa sakit melalui sinyal listrik di lokasi luka. Sinyal kimia juga ditransmisikan melalui jaringan jamur yang terbentuk di sekitar ujung akar.

Pohon tahu cara menghemat energi. Mereka dapat melewati periode dimana mereka tidur, kemudian, mungkin setelah beberapa tahun, bangun. Pohon induk dengan sengaja membatasi jumlah cahaya yang tersedia untuk anak-anak mereka, karena pertumbuhan yang lambat akan memanjangkan umur keturunannya.

Pohon menyimpan air untuk bertahan hidup di musim panas dan kekeringan. Peter Wohlleben menyingkapkan misteri bagaimana air mengalir dari akar pohon sampai ke daunnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun