na nigoaran i peta kemiskinan i
(Setelah sukses dan kaya, kau jadi lupa kampung halamanmu, yang dikenal dengan Peta Kemiskinan) Â Â
Kehidupan masyarakat Tapanuli, yang saat itu masih mencakup wilayah sangat luas memang sangat memprihatinkan. Entah kenapa, sektor pertanian sebagai komoditas utama penghasilan kurang mendapat perhatian. Begitu pula dengan pariwisata yang meski mempunyai Danau Toba, ternyata tak mampu mendatangkan kesejahteraan bagi penduduk di sekitarnya.
Maka jalan satu-satunya untuk mengubah kehidupan itu adalah dengan cara merantau ke tanah orang. Itulah awal diaspora orang Batak yang kini menyebar ke seluruh Nusantara bahkan mancanegara. Semuanya berasal dari keprihatinan di kampung halaman.
Kisah itu diceritakan dalam penggalan lirik berikut ini:
Borhat ho amang
tu bariba uju i
hutaruhon ho mardongan tangiangki
pola do targardis hauma pauseang i
suda do i sude lao pasikkolahon ho
(Dengan doa kau berangkat untuk merantau, sawah warisan dari pihak ibu pun habis terjual untuk biaya sekolahmu)