Sebuah sore sekitar tahun 1992, saya tak lagi ingat persis. Yang jelas, saat itu saya masih duduk di bangku SD, kelas 3 atau kelas 4. Sekitar 200 meter menjelang rumah, saya dan ibunda yang dalam perjalanan pulang dari sawah, disuguhi pemandangan tak biasa. Seorang pria berdiri di sebuah mobil bak terbuka yang melaju dengan kecepatan rendah. Pria itu berpakaian khas Batak, mengenakan ulos di bahu dan topi penutup kepala yang juga bermotif ulos.
KEMBALI KE ARTIKEL