Mohon tunggu...
Gendis Pambayun
Gendis Pambayun Mohon Tunggu... Wiraswasta - Perempuan peramai dunia dan pengedukasi kesehatan jiwa

Seorang penyuka makanan pedas, penyuka seni dan budaya.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Memahami Luka Batin dan Cara Mengobatinya

19 Februari 2019   12:45 Diperbarui: 22 April 2021   11:12 11265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Luka batin adalah semacam trauma yang dirasa amat sangat menyakitkan yang terjadi dari suatu peristiwa tidak menyenangkan yang kita alami pada masa lalu (Ilustrasi: lukabatin.com)

Apa sih luka batin itu? Kalau luka badan kita bisa melihat dan akan mudah mendekteksi kesembuhannya. Berbeda dengan luka batin, luka batin pada sebagian orang ada yang dialami saat ia masih anak-anak, terbawa hingga dewasa. 

Luka batin adalah luka yang terjadi pada lapisan batin yang terdalam akibat suatu tekanan yang terjadi secara luar biasa berat atau terjadi secara terus menerus.

Batin yang terluka akan menimbulkan kesedihan yang mendalam, perasaan tidak menentu, kemarahan, emosi tidak terkendali, kejengkelan, hidup tidak terarah, sesekali timbul keinginan mengakhiri hidup yang terasa pahit.

Luka batin adalah semacam trauma yang dirasa amat sangat menyakitkan yang terjadi dari suatu peristiwa tidak menyenangkan yang kita alami pada masa lalu. Jika, dibiarkan maka akan menjadi kerak dan berdampak terhadap kehidupan kita.

Luka batin di masa kecil, tentu proses ini sangat lama dan kenyataannya setelah dewasa masih saja membekas.

Baca Juga: Self Healing, Obat dari Luka Batin

Dampak dari luka batin yang dialami di masa kecil ini akan membentuk kepribadian kita saat dewasa, seperti apa diri kita dan bagaiamana kita melihat dunia.

Akan banyak reaksi-reaksi yang timbul akibat dari luka batin, sehingga membuat seseorang menjadi penakut, merasa terabaikan, dan memandang semua yang berada di sekitarnya terasa menyakitkan. 

Saat dewasa pun mereka akan merasakan ketakutan akan kesendirian, terisolasi dan merasa tidak terlindungi dan ada rasa takut ditolak.Saat masa kecilnya ia ditolak dalam pergaulan. 

Entah itu karena penampilannya, tingkah lakunya, latar belakang keluarganya, atau bisa juga karena cara berkomunikasinya yang tidak sesuai dengan lingkungan. Atau justru ada penolakan dari keluarganya sendiri. Rasa sakit ini tumbuh karena merasa tidak dicintai, tidak dianggap dan tidak disayangi. Dampak saat dewasa akan terlihat menjadi pemalu, nenarik diri dari pergaulan dan sedikit sulit dipahami.

Luka batin pada orang dewasa biasanya terjadi karena masalah asmara, cinta tak terbalas, putus cinta, dikhianati pasangan, kegagalan, tekanan kehidupan, kehilangan pekerjaan, kematian pasangan hidup dsb. 

Masa remaja adalah masa yang sangat rentan terjadi luka batin karena asmara. Dorongan kuat untuk memiliki dan dimiliki terhadap pasangan lawan jenis menyebabkan remaja putri terkadang rela melakukan apapun yang diinginkan oleh pacar, bahkan hubungan seksual sebelum nikah. 

Menikah dini karena kehamilan yang dilakukan dari pergaulan bebas. Putus cinta yang terjadi pada remaja putri yang sudah menjalin hubungan terlalu dalam akan menimbulkan luka batin sangat parah. Pada saat membina keluarga akan terimbas dengan penderitaan akibat luka batin remaja.

Beberapa orang yang memiliki luka batin akan terlihat cepat panik atau tegang dan sering merasa cemas. Setiap kali medengar suatu peristiwa yang menurutnya menakutkan, maka kecemasan akan timbul pikiran negatif, akan terjadi sesuatu yang buruk terhadap dirinya. 

Ada sebagaian lagi yang mengalami kesulitan tidur dan sering mengalami mimpi buruk yang terus menerus. Sebagian juga ada yang tidur awal dan bangun terlalu pagi, gemetaran, jantung berdebar lebih kerasa dari biasa kesulitan bernafas (sesak) hingga pingsan, pusing yang terus menerus, mudah sakit, bersikap keras, sering marah yang meledak-ledak dan mudah tersinggung. 

Marah atau tersinggung jika hanya sekali dua kali itu masih dianggap wajar. Akan tetapi jika sedikit-sedikit marah, sedikit-sedikit tersinggung ini yang perlu diwaspadai.

Ada sebuah asumsi yang mengatakan, seberapa lama kita membiarkan luka batin tanpa upaya untuk menyembuhkan, maka seberapa lama itu pula seseorang dengan luka batin dapat pulih.

Jadi misalkan 3 tahun lalu terjadi luka batin yang lantas dibiarkan, maka penyembuhannya membutuhkan waktu 3 tahun pula, sama dengan lama waktu kita membiarkan luka batin tersebut bersarang dalam tubuh. Meski demikian, kembali lagi ini hanyalah sebuah asumsi perkiraan waktu. Ada yang dapat sembuh dalam waktu relatif singkat, ada pula yang butuh waktu lebih lama. Oleh sebab itu, luka batin sebenarnya tidak dapat diremehkan.

Saat kecil, kita tahu atau diajari bagaimana mengobati sakit secara fisik, seperti lutut berdarah, demam, ataupun patah tulang. Meski tidak mendalami dunia medis, paling tidak kita tahu bagaimana pertolongan pertama atau apa yang seharusnya dilakukan. Bahkan kita pun tahu, bila sakit fisik ini tidak diobati, akan berdampak ke sesuatu yang lebih parah seperti infeksi, dan lain sebagainya. 

Namun ironisnya, kita tidak dibiasakan untuk mengobati luka batin, yang dengan semakin bertambahnya umur, akan semakin mungkin untuk datang menghampiri. Kita menjadi tidak memiliki bekal atau kemampuan untuk mengobati batin, mental, atau cedera psikologis yang dialami.

Padahal, seperti halnya jatuh atau terkilir yang sudah umum ditemui sehari-hari, cedera batin pun demikian. Seberapa sering kita mengalami penolakan, kegagalan, sakit hati, atau kehilangan seseorang?

Mungkin kita jumpai dalam keseharian, bukan? Dan seperti sakit fisik yang bila dibiarkan akan berakibat lebih buruk, luka batin pun bila dibiarkan dapat berujung atau membesar menjadi semakin parah, hingga menimbulkan komplikasi. Itulah pentingnya kita melakukan penyembuhan emosional atau luka batin.

Sejatinya, luka batin tentu dapat disembuhkan, bermeditasi dan relaksasi sehingga pikiran kita dapat berjeda. Berikan pikiran kita sedikit jeda untuk beristirahat, sehingga pikiran yang gaduh dapat berhenti sejenak.

Di luar kesibukan secara fisik, bagi manusia modern untuk semakin sibuk berpikir. Ketika pikiran kita menyadari nafas kita, di situlah sebenarnya kita berhenti berpikir, karena otak kita tengah menyadari, bukan berpikir.

Baca Juga: Overthinking dan Luka Batin

Di saat ini pula, tubuh dan pikiran kita tengah sadar penuh serta hadir utuh hanya di saat ini. Saat latihan ini makin terus dilatih, maka lambat laun pikiran kita akan terbiasa untuk tidak terlalu memikirkan masa lalu atau masa depan, dan di sanalah ketenangan batin itu terjadi.

Meski terdengar sederhana dan mudah, pada kenyataannya, melakukan pengobatan luka batin sebenarnya cukup menantang. Perlu latihan yang tekun dan santai untuk membiasakan diri melakukannya.

Proses penyembuhan luka batin akan berjalan lebih efektif ketika kita berjuang bersama dengan orang-orang lain. Kita dapat menghubungi psikiatris, psikolog, atau mengikuti retret-retret pemulihan untuk membukakan perspektif kita tentang luka batin dan mendapatkan pertolongan yang semestinya. Bisa juga dengan teman yang kita anggap dapat membantu dan memberikan penyembuhan atas apa yng kita alami. Penyembuhan dengan pertolongan orang lain atau kelompok menuntut kita untuk membuka diri terhadap luka yang ada.

Uniknya, semakin kita terbuka dengan luka batin kita, semakin ringan beban kita untuk menghadapi dan menyelesaikannya. Semakin kita pendam mendalam, semakin luka itu mencari jalan untuk memanifestasikan kehadirannya.

Semoga manfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun