Masih saya ingat dengan jelas, senyum perpisahan dari Cantika di stasiun itu. Senyuman yang menyeret kesadaran saya sepenuhnya.
Sepanjang perjalanan, pikiran saya melayang-layang tak karuan. Justru ketika saya punya tujuan untuk pulang, kini seperti tidak punya tujuan. Sepertinya, seluruh hidup saya tersangkut di beranda itu. Malam terus bergulir. Menggilas penyesalan yang tiba-tiba terbit dalam kepala.
21/9/21
Menentang
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!