Mohon tunggu...
Penyair Amatir
Penyair Amatir Mohon Tunggu... Buruh - Profil

Pengasuh sekaligus budak di Instagram @penyair_amatir, mengisi waktu luang dengan mengajar di sekolah menengah dan bermain bola virtual, serta menyukai fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ketika Jiwa Saya Tertinggal di Berandamu

21 September 2021   15:45 Diperbarui: 21 September 2021   15:54 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ah, Baron. Kamu ngapain di kotaku?"

Saya tergeragap.

"Loh. Kamu..."

Saya tidak bisa meneruskan. Perempuan itu langsung menghujani saya dengan banyak pertanyaan yang membuat saya bingung menjawabnya.

"Oke. Ikut saya saja. Aku ingin dengar ceritamu!"

Dia menyeret tangan saya. Kami menyusuri gang-gang yang dihimpit bangunan-bangunan tua. Kota ini memang dikenal dengan bangunan tua yang ikonik. Bangunan sejak zaman Belanda, begitu yang pernah saya dengar. Entah isapan jempol atau sebaliknya.

Seperti anak kecil, tangan saya diseretnya. Tetapi orang-orang sepertinya tidak begitu peduli dengan yang kami lakukan. Kami berhenti di sebuah rumah yang bangunannya lebih kecil dari rumah-rumah di kanan-kirinya. Tetapi bentuknya serupa  Temboknya putih bersih. Sekali pandang, saya sangat menyukainya.

"Well. Baron, apa yang kamu cari di kota ini?"

Ia menatap saya lekat-lekat.

"Saya tak tahu kamu di sini. Juga bagaimana kamu bisa mengenali saya. Saya saja masih belum begitu percaya jika kamu adalah kamu" intonasi saya sangat buruk.

Ia tertawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun