Mohon tunggu...
Pak Mono
Pak Mono Mohon Tunggu... Guru - guru esde

seorang guru esde yang suka menulis di blog

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cerita PNS Penjaga Sekolah yang Membangun Rumah dari Usaha Ternak Sapi

30 Maret 2020   07:19 Diperbarui: 30 Maret 2020   07:21 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namanya Pak Agus (nama samaran) seorang penjaga sekolah yang berstatus PNS di salah satu sekolah di Kabupaten Situbondo. Beliau seorang pekerja yang rajin, ulet, dan semangat. Saya terinspirasi dengan beliau yang membangun rumah tanpa NGUTANG atau MENGGADAIKAN SK di Bank.

Mungkin sudah pada tahu kalau sebagai PNS itu mudah sekali mendapat pinjaman di Bank dengan MENYEKOLAHKAN SK PNSnya heheh. 

Oke balik lagi ke pak Agus..  Selain sebagai PNS Penjaga sekolah keseharian Pak Agus  memelihara sapi dua ekor. Sedangkan istrinya buka warung kopi kecil-kecilan di depan rumahnya. 

Pak Agus membangun rumahnya bisa dikatakan lama, kalau beliau cerita membangun rumahnya menyicil selama 15 tahun. Kalau tanahnya memang sudah ada. 

Ia memelihara dua ekor sapi limosin sebagai indukan. setiap kali anaknya lahir ditunggu sampai empat atau lima bulan baru dijual. Kalau lagi rejeki nomplok satu ekor sapi umur 4 atau 5 bulan bisa dijual dengan harga 15 juta. Kalau anakan betina limosin dihargai 10 juta. 

Nah dari hasil penjualan anakan itulah beliau gunakan uangnya untuk membangun rumah. Dimulai dari pondasi terlebih dahulu. Setelah membangun pondasi ia lanjutkan lagi dua tahun bangun rumahnya karena menunggu indukan sapi hamil dan melahirkan lagi baru anakannya dijual. 

Jadi setiap kali jual anakan kira-kira dua tahun sekali itulah ia mengumpulkan uang untuk membangun rumah. Kalau ditotal membangun rumahnya habis 200an juta dan itu semua dari hasil ternak sapinya.. 

Cerita pengalaman beliau dalam membangun rumah menginspirasi saya untuk tetap bersabar. Jangan ngutang-ngutang apalagi kalau hutang di Bank bunganya banyak. Selain itu menggadaikan SK juga merusak gaji bulanan. Misalnya gaji 3 juta setelah dipotong hutang di Bank gaji yang diterima bisa 2 juta atau ada yang separuhnya 1,5 juta saja. Kalau gaji sudah rusak semangat kerja pun menurun karena harus cari uang sana sini di luar jam kerja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun