Mohon tunggu...
Didik Purwanto
Didik Purwanto Mohon Tunggu... Administrasi - Tech Buzz Socialist

https://www.didikpurwanto.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Jadi Petani Kopi, Untungkah?

11 Juni 2015   09:38 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:07 6553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari Nestle, kopi dari petani binaannya akan dihargai Rp 250 per kg lebih mahal, tergantung kurs dolar AS. “Ini di luar harga patokan global. Sekarang kami mendapat tambahan Rp 400 per kg lebih tinggi dari harga acuan,” kata Ferry.

Dari sini, saya mencoba membandingkan ayah saya yang seorang petani padi. Biasanya sekali panen, ayah saya hanya menerima Rp 1,5 juta untuk lahan kurang dari setengah hektare. Itupun sudah harga tertinggi yang diberikan pengepul. Kadang saat panen tidak bagus, ayah saya hanya mendapat Rp 1 juta.

Begitu miris petani kita. Kalau tahu Nestle membuat Nescafe Plan bagi petani, saya ingin mengikutsertakan ayah saya dalam program itu. Sayang di Jawa Timur tidak cocok untuk tanaman kopi karena harus ditanam di atas ketinggian 800 meter di atas permukaan laut.

Ketua Kelompok Usaha Bersama (KUB) Robusta Prima Tanggamus, Konstianto membenarkan petani kopi lebih sejahtera dibandingkan petani padi. Apalagi petani kopi tersebut mendapat binaan, khususnya Nestle dengan program Nescafe Plan.

Awalnya, Konstianto merupakan pegawai di Kementerian Pertanian. Setelah pensiun, ia pernah menjadi petani dan kini menjadi ketua kelompok tani setempat.

Ia mengelola 2.100 petani dari 81 kelompok tani di empat kecamatan. “Sehari kami bisa menangani 400 kuintal kopi untuk diolah menjadi kopi yang siap dijual ke Nestle atau distributor lain. Omzetnya sekitar enam bulan bisa mencapai 1.600 ton. Kalau harga kopi sekitar Rp 20 ribu per kg, Anda bisa kalikan sendiri omzetnya,” katanya.

Selain itu, ia juga menerima bibit kopi dan polibag untuk menanam bibit kopi tersebut dari Nestle. Nantinya, setiap petani kopi yang ada dalam pengawasannya akan mendapat masing-masing 400 tanaman kopi untuk ditanam di masing-masing kebunnya.

Human Resource Nestle Lampung Lucy Lyl mengatakan, pembinaan petani kopi tradisional sebagai bagian Creating Share Value (CSV) perusahaan. “Jadi kami tidak hanya mengambil kopinya saja tapi kami berikan apa yang dibutuhkan petani, mulai dari pemilihan bibit, penanaman, pengawasan, pengolahan biji, hingga pemasaran,” katanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun