Mohon tunggu...
Didik Purwanto
Didik Purwanto Mohon Tunggu... Administrasi - Tech Buzz Socialist

https://www.didikpurwanto.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Jadi Petani Kopi, Untungkah?

11 Juni 2015   09:38 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:07 6553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nestle menyediakan lahan seluas empat hektare yang ditanami kopi berbagai jenis dan menjadi sekolah lapangan bagi petani setempat.

“Bagi yang rutin merawat tanaman kopinya bisa menghasilkan dua juta ton per hektare,” kata Budi di Pabrik Nescafe Lampung, Rabu (3/6).

Namun produktivitas petani kopi domestik masih kalah dengan petani di Vietnam. Di sana, mereka bisa menghasilkan sekitar 4-5 juta ton dengan luas lahan yang sama.

Adakah yang salah dengan petani kita?

Salah satu petani kopi asal Tanggamus, Ferry Aplhinson mengaku sudah turun-temurun menjadi petani kopi. Baginya, lahan kopi merupakan warisan nenek moyang yang harus dijaga.

“Tapi saya juga sedih menjadi petani kopi. Alasannya, kami berduka selama delapan bulan karena paceklik,” katanya.

Solusinya, ia menanam cengkih, mangga, pisang, dan tanaman lainnya secara tumpang sari untuk mengantisipasi paceklik tersebut.

Menjadi petani kopi juga belum menjanjikan kesejahteraan. Apalagi bila tanaman kopi tidak dirawat dengan baik.

Namun sejak mengetahui Nestle memiliki program Nescafe Plan, ia semangat mencari pengetahuan menanam kopi dengan baik. “Sebelum kami tahu Nestle, kami menjual kopi ke pengepul di Talangpadang. Harganya bisa berubah tiga kali sehari. Ini yang merugikan kami,” katanya.

Di lahan kebunnya yang terasiring, perlakuan lahannya pun berbeda dengan lahan datar. Agronomis Nestle Yudi mengatakan, penguatan lahan terasiring diperlukan agar tidak erosi.

“Caranya membuat lahan berundak. Perlakuan cabang tanaman kopi juga berbeda. Setelah 3-4 kali panen, cabang yang tidak produktif dipangkas,” kata Yudi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun