Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Ada Siswa yang Bekerja, Bagaimana Guru Menyikapinya?

16 Januari 2024   20:01 Diperbarui: 19 Januari 2024   11:25 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang bocah berjualan | sumber gamabr diambil dari kompas.com

Sangat mungkin karena kondisi keluarga, ada anak yang bekerja. Dan, anak itu adalah siswa. Sehingga, sekolah akhirnya terbawa kedalam problem ini. Yang langsung ambil peran adalah guru, sebagai representasi sekolah.

Konteksnya tak terkait dengan anak-anak jalanan yang meminta-minta --jika ini boleh disebut sebagai bekerja. Hingga kini, mereka masih banyak ditemukan di jalanan. Meminta-minta kepada pengendara  saat traffic light berubah warna merah. Tapi, belum ada penanganan secara khusus dari pihak berwenang  yang membawa perubahan.

Perubahan itu ditandai dengan tak adanya anak-anak yang meminta belas kasihan di jalanan setelah diadakan penanganan khusus. Kalau sehabis penanganan khusus, ternyata masih ditemukan lagi anak-anak yang meminta-minta di jalanan, itu artinya belum ada perubahan.

Peminta-minta kategori anak ini sering tak sendiri. Mereka berdua sedikitnya dan sering juga beberapa anak. Mereka ada dalam satu lokasi. Ketika traffic light berubah warna merah, mereka menyerbu ke pengendara secara berbeda.

Dan, Anda mungkin sudah mengetahui bahwa  orangtua di antara mereka ada yang berada  di lokasi. Anak-anak ini ada dalam pengawasan orangtua.

Guru tak memiliki potensi untuk ambil peran terkait dengan anak-anak ini. Guru hanya memiliki potensi ambil bagian terkait dengan anak-anak, yang notabene siswanya.

Memang harus diakui bahwa di beberapa sekolah dapat saja ditemukan ada siswa yang bekerja setelah pulang sekolah atau pada saat libur sekolah.

[Ini mengecualikan di daerah tertentu di Indonesia, yang konon katanya masih ada masyarakat yang memiliki kebiasaan bahwa siswa (baca: anak) yang tak pergi ke sekolah karena (sengaja) ikut orangtua bekerja. Dan, ini diizinkan oleh pihak sekolah dan orangtua].

Bekerja sebagai pilihan terakhir karena tak ada pilihan lain. Karena, orangtua sudah tak produktif lagi lantaran sakit-sakitan, misalnya. Atau, karena orangtua tunggal, ibu lagi, dan tak memiliki pekerjaan. Jadinya, anak dengan sangat ikhlas harus bekerja.

Kini, banyak pilihan pekerjaan yang part time, yang dapat dilakukan oleh anak. Toh tak sedikit anak  yang sebetulnya belum memiliki izin mengendarai motor, tapi sudah terampil mengendarai motor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun