Siswa dalam satu kelas ada yang belajar secara kreatif, ada juga yang tidak. Kedua kelompok itu harus mendapatkan perhatian guru secara tepat.
Memperhatikan siswa yang tergolong belajar secara kreatif, tetapi mengabaikan siswa yang tergolong belajar kurang kreatif, jelas kurang tepat.
Pun demikian sebaliknya. Memperhatikan siswa yang tergolong belajar kurang kreatif, tetapi mengabaikan siswa yang tergolong belajar secara kreatif, juga kurang tepat.
Mereka membutuhkan perhatian secara berbeda. Tidak dapat menggunakan pendekatan yang sama. Untuk siswa yang belajar secara kreatif, dapat didekati secara terbuka. Bahkan, dapat disebarluaskan kepada yang lain agar menginspirasi kepada banyak siswa.
Sementara itu, untuk siswa yang belajarnya kurang kreatif, perlu didekati secara lebih khusus. Tidak pas untuk disebarluaskan karena dapat merendahkan siswa bersangkutan. Cara itu dianggap membuka dan menyebarkan keburukan di hadapan siswa lain.
Oleh karena itu, dalam kepentingan tersebut, saya akan mengulik dan membagikan pengalaman salah seorang siswa saya yang boleh saya golongkan ke dalam siswa yang belajar secara kreatif.
Saya pikir selain dirinya, masih ada siswa lain di sekolah tempat saya mengajar yang memiliki kesamaan dengan dirinya dalam hal belajar, sama-sama kreatif.
Dan, tentu saja realitas tersebut dapat dijumpai juga di sekolah lain. Baik di sekolah yang berada di kota maupun di desa. Juga baik di sekolah negeri maupun swasta.
Hanya memang, setiap siswa dalam belajar  sangat mungkin memiliki bentuk kreativitas  yang berbeda satu dengan yang lain. Karena belajar secara kreatif itu lebih bersifat personal.
Terhadap tokoh dalam teks ini --salah seorang siswa saya-- Â saya mengetahuinya. Sebab, saya termasuk guru yang mengampu di kelasnya.