Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... Guru - guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Ini Faktor yang Juga Membuat Anak Belajar Secara Kreatif

8 Februari 2023   15:23 Diperbarui: 8 Februari 2023   18:05 1258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sasha, Fasilitator Daerah Program Pintar Tanoto Foundation, Guru SD Negeri 027 Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur menyanding penggunaan gawai dalam proses pembelajaran inovatif.(DOK. TANOTO FOUNDATION/SASHA)

Dia termasuk siswa yang cerdas. Tentu ini terkait dengan dirinya yang tergolong siswa kreatif. Saya percaya, antara cerdas dan kreatif memiliki relasi.

Siswa yang cerdas cenderung kreatif. Atau, siswa yang kreatif boleh dipastikan cerdas. Logika ini yang saya pegang. Yaitu, karena kreatif, siswa menjadi cerdas.

Pengalamannya

Di dalam kelas sedang berlangsung pembelajaran. Tepatnya, pembelajaran Bahasa Indonesia. Saat sedang mendiskusikan salah satu topik, siswa yang saya sebut sebagai tokoh dalam teks ini tetiba menuju ke tempat saya berada.

Dia menyampaikan bahwa salah satu teks dalam topik itu, tidak lengkap. Dan memang benar, tidak lengkap. Hanya kutipan sebuah teks.

Terkait dengan tidak lengkapnya teks itu, dia lantas menanyakan bahwa apakah boleh kalau dia mencari teks utuhnya di internet. Ini sebenarnya klarifikasi saja sebab dia sebetulnya sudah melakukan pencarian dan menemukannya di rumah.

Mendengar pertanyaan seperti itu dan saya mengetahui alasannya, akhirnya saya menjawabnya, boleh. Bahkan, saya merasa senang ada siswa yang tidak berhenti ketika menghadapi problem. Itu yang saya sebut kreatif. Sebab, dia memiliki daya/kemampuan untuk menciptakan atau mencari "cara".

Hal itu sepertinya sesuatu yang sederhana. Tetapi, sejatinya tidak sederhana. Buktinya, upaya yang dilakukannya demi mendapatkan informasi utuh seperti itu tidak dimiliki oleh siswa yang lain di kelas itu.

Ada satu siswa yang kemudian mengatakan bahwa dirinya juga melakukan hal yang sama. Tetapi, melakukannya karena (ternyata) terlebih dahulu diberi tahu oleh tokoh dalam teks ini, siswa saya yang kreatif itu.

Praktis hanya ada dua siswa dari kelas tersebut yang berselancar di internet untuk melengkapi informasi dari teks dalam buku yang kurang lengkap.

Mungkin tidak sekali dua kali kita menjumpai teks yang tidak utuh dalam buku. Tentu tidak masalah kalau memang yang dibutuhkan hanya sebagian teks.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun