Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... Guru - guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Upacara Bendera, Ruang Menanam Nilai Karakter

8 Oktober 2019   23:46 Diperbarui: 8 Oktober 2019   23:49 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SEMPURNA: Upacara bendera yang melibatkan peserta didik dan guru-karyawan sekolah.

Ruang belajar tidak harus berwujud ruang, yang berdinding dan bertatap. Tapi, di lapangan terbuka, yang tak berdinding dan beratap dapat juga dijadikan ruang belajar. 

Aktivitas upacara bendera di lapangan yang setiap Senin dan hari-hari nasional dilaksanakan, yang di dalamnya peserta didik dan guru berperan, adalah proses pembelajaran.

Apalagi untuk kegiatan upacara juga disediakan waktu satu jam pelajaran, di SMP bernilai empat puluh menit. Upacara bendera yang dilaksanakan sekitar empat puluh menit dengan demikian tidak "pokoknya"  dilaksanakan. 

Tapi, harus dipersiapkan dengan baik. Seperti ketika guru mempersiapkan pembelajaran di ruang kelas. Mata pelajaran (mapel) yang akan diajarkan kepada peserta didik dipersiapkan terlebih dahulu. Perangkatnya dilengkapi. Sehingga saat pembelajaran berlangsung kendala dapat diminimalisasi.Itulah maka petugas upacara bendera  sudah dipersiapkan seminggu sebelum hari H-nya. 

Protokol, pengatur upacara, pengibar bendera, pembaca UUD 1945, pembaca doa, pembina upacara, ajudan, pemimpin upacara, pemimpin-pemimpin kelas, dirigen, dan tim paduan suara dilatih. Beberapa kali dalam seminggu  mereka berlatih.

Dengan berlatih diharapkan pada hari H-nya berlangsung baik. Tidak ada kendala. Petugas menjalankan perannya secara mantap. Meskipun kenyataannya tidak selalu begitu. 

Artinya, kesalahan dapat saja terjadi. Toh petugas upacara bendera manusia yang memiliki keterbatasan. Oleh karena itu, kesalahan yang dialami oleh petugas sebagai hal yang wajar.

Menjadi tidak wajar ketika kesalahan yang terjadi ditertawakan. Guru dan karyawan  sekolah yang mengikuti upacara bendera dipastikan dapat memahami kesalahan itu. Tapi, tidak demikian anak-anak peserta upacara. Sebagian mereka ada yang menertawakan petugas upacara yang mengalami kesalahan.

Guru sesegera mungkin menyelesaikan persoalan itu, selepas kegiatan  upacara. Lebih baik dilakukan saat sesi "pengumuman-pengumuman". Sesi ini lazimnya diadakan setelah rangkaian acara upacara selesai. 

Jadi, sesi ini berada di paling akhir urutan acara. Tapi, anak-anak, baik peserta maupun petugas upacara masih berada di lapangan. Penyampaian "pengajaran" dengan demikian dapat diterima oleh semua anak.

Dalam proses pembelajaran, sesi ini seperti bagian penutup pembelajaran, ada kegiatan refleksi. Guru memimpin acara refleksi di lapangan ini terkait kegiatan upacara. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun