Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hindari Jebakan Rutinitas Berumah Tangga

5 Desember 2012   00:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:11 790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1354665816338638407

[caption id="attachment_227594" align="aligncenter" width="480" caption="ilustrasi - http://www.epa.gov"][/caption]

Anda pasti sudah sangat sering membaca kisah tentang pembelah kayu berikut ini. Dahulu kala, seorang lelaki yang memiliki fisik kuat melamar pekerjaan ke sebuah pabrik pengolahan kayu. Ia diterima sebagai tukang pembelah kayu dan mendapatkan bayaran sesuai keinginan. Ia pun sangat bergembira dan bersemangat, karena bayaran yang didapatkan cukup besar dan sangat berarti baginya.

Pimpinan pabrik memberi ia gergaji dan menunjukkan batang kayu yang harus  dibelah. Pada hari pertama bekerja ia bisa membelah 21 batang kayu. "Hebat ! Kamu mampu membelah 21 batang kayu. Jika kamu bisa mempertahankan, nanti di akhir pekan kamu akan mendapatkan bonus," kata pimpinan.

Mendengar janji bonus, lelaki itu semakin bersemangat bekerja. Namun pada hari kedua kerja, ia hanya bisa membelah 19 batang kayu. Hari ketiga ia berusaha semakin keras, namun hanya bisa membelah 17 batang. Hari keempat prestasinya turun lagi, ia hanya mampu membelah 15 batang. Hari demi hari semakin sedikit batang kayu yang bisa ia belah.

“Mengapa aku bisa kehilangan prestasi? Padahal tubuhku sangat kuat,” pikir pembelah kayu. Ia pun menemui pimpinan dan meminta maaf atas kinerjanya yang semakin menurun. Ia tidak tahu apa yang terjadi.

“Kapan terakhir kali kamu mengasah gergajimu?” tanya pimpinan.

“Mengasah gergaji? Saya tak punya waktu untuk mengasah kapak. Saya sibuk membalah kayu dan tidak berpikir untuk mengasahnya....”

“Berhentilah sejenak. Asah gergajimu, dan kamu nanti akan mendapatkan hasil yang semakin baik”, kata pimpinan.

Kisah di atas memang sangat inspiratif. Jebakan rutinitas bisa membuat kita kehilangan kemampuan berprestasi. Bekerja membelah batang-batang kayu membuat jenuh, gergaji menjadi tumpul, dan prestasi kerja pun cenderung menurun. Maka harus ada waktu untuk berhenti sejenak, mengasah gergaji, istirahat dari rutinititas, dan mengumnpulkan kembali semangat serta tenaga.

Kita semua memerlukan jeda, untuk merenung, berpikir, berkontemplasi, dan mengambil energi baru dalam kehidupan. Jika tidak menyempatkan waktu untuk mengasah "gergaji" kita, justru akan membuat kita menjadi tumpul, jenuh dan kehilangan kemampuan untuk mengukir prestasi.

Jebakan Rutinitas Berumah Tangga

Dalam kehidupan berumah tangga, sangat banyak jebakan rutinitas di dalamnya. Menjadi suami, seringkali hanya melakoni rutinitas kehidupan keseharian. Bangun pagi, membaca koran, sarapan, berangkat kerja, makan siang, pulang kerja, makan malam, tidur, dan begitu seterusnya. Mengerjakan hal-hal sama yang berulang setiap hari.

Menjadi isteri juga melakoni rutinitas yang menjenuhkan. Bangun pagi, menyiapkan sarapan, mengurus keperluan anak berangkat sekolah, bekerja, menemani anak belajar di rumah, tidur, dan begitulah yang selalu terjadi setiap hari. Mengerjakan hal-hal sama setiap hari, sehingga tidak ubahnya menjadi mesin yang mekanis.

Ketika suami dan isteri berada dalam situasi meknistik setiap hari, karena mengerjakan rutinitas yang membosankan, akan mudah memunculkan kejenuhan. Cinta dan kasih sayang antara suami dan isteri semakin lama bisa semakin meredup, tergilas oleh jebakan rutinitas keseharian. Kehangatan hubungan suami dan isteri, perlahan bisa mengalami kejenuhan dan kejumudan.

Perhatikan, betapa banyak hal-hal yang bisa menjebak kita untuk mengalami kejenuhan. Rumah tidak berubah, sejak sepuluh tahun terakhir tidak ada renovasi sama sekali. Tidak ada pembaruan cat, tidak ada perubahan tata letak barang-barang, tidak ada perubahan fungsi ruang. Dari dulu sejak pertama kali menempati rumah, semua serba tetap. Kamar tidur, ruang tamu, ruang keluarga, semua tetap seperti sedia kala. Masuk rumah selalu melihat hal yang sama.

Berhenti Sejenak, Hangatkan Cinta

Ambil waktu liburan bersama, misalnya saat anak-anak libur sekolah. Liburan tidak selalu harus melakukan perjalanan jauh ke tempat wisata. Apalagi ketika kondisi ekonomi sedang tidak mendukung. Cukuplah liburan di rumah saja, untuk menata ulang seluruh bagian ruangan. Bicarakan bersama bagaimana penataan ruang, penataan barang-barang, pembaruan cat, pilihan warna cat untuk bagian depan rumah, untuk bagian ruang keluarga, untuk kamar tidur, dan lain sebagainya.

Tata kembali rumah anda. Dengan barang-barang dan perabotan yang sama, kita bisa memberikan nuansa yang berbeda untuk keindahan rumah. Kamar tidur bisa ditukar, kamar tidur anak-anak dipindah ke kamar tidur orang tua, sementara orang tua menempati kamar tidur tamu. Ruang keluarga bisa ditata ulang penempatan barang-barangnya, ruang tamu ditata ulang penempatan kursinya, dan lain sebagainya. Dimana meletakkan televisi, dimana meletakkan komputer, dimana meletakkan rak buku, semua bisa ditata ulang, sehingga akan menghadirkan suasana yang baru di rumah yang lama.

Saya termasuk orang yang senang memindah-mindah barang, membuat perubahan fungsi ruang, dan menata ulang semua ruangan. Di rumah yang sama, suasananya sering berbeda-beda. Tetangga yang sering membantu saya dalam angkat-angkat barang saat memindah tempat, berkomentar penuh keheranan. “Saya sudah mengangkat almari ini puluhan kali”, katanya.

Ketika saya mengubah posisi almari dan perabotan rumah lainnya, sekaligus bisa membersihkan semua bagian yang jarang disapu karena tertutup perabotan. Dengan demikian, selain membuat suasana yang berbeda, sekaligus membersihkan semua bagian ruangan. Saya bisa menghabiskan waktu empat hari berturut-turut untuk menata ulang dan membersihkan semua bagian ruangan. Memang memerlukan tenaga ekstra, namun hasilnya sangat memuaskan. Tampak suasana baru di rumah yang lama.

Jangan lupa, libatkan semua anggota keluarga dalam menata rumah, sehingga sekaligus menjadi kegiatan liburan yang mengasyikkan bagi mereka. Kadang ketika memindah-mindah barang, mereka menemukan berbagai permainan atau perlengkapan sekolah yang dulu dianggap hilang. Mereka akhirnya asyik bermain dengan permainan lama yang ditemukan kembali di bawah almari atau di bawah bed tempat tidur.

Ini hanyalah contoh sederhana menghindarkan diri dari jebakan rutinitas yang menjenuhkan. Berhenti sejenak, tata ulang rumah anda. Disana anda akan mendapatkan kehangatan cinta.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun