Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Saat Suami Melihat Perselingkuhan Istri di Sebuah Lukisan

24 Maret 2025   12:30 Diperbarui: 24 Maret 2025   12:30 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.cartoonmovement.com/

Di bukunya, James Elkins menceritakan kisah seorang profesor bahasa Inggris yang istrinya melakukan selingkuh.  Suatu ketika, sang istri melukis tempat tidur mereka. Kosong dan belum dirapikan. Pada saat profesor sendirian di rumah, ia melihat lukisan itu dengan seksama, dan memikirkan apa artinya.

Profesor mulai mengimajinasikan lukisan tangan sang istri dengan perselingkuhan. Ia mulai merasakan sakit, marah dan sedih, maka ia menangis. Hanya ia yang bisa menangis melihat lukisan ranjang kosong tersebut. Orang lain hanya melihat lukisan tersebut semata-mata sebagai karya seni.

Bagi sang profesor, lukisan tangan sang istri seolah bercerita sangat banyak tentang ranjang yang kosong dan berantakan itu. Hanya ia yang menyelami kesedihan dan kesakitan di balik lukisan tersebut. Tidak ada orang mengetahui mengapa sang profesor menangis hanya karena melihat lukisan ranjang.

Sangat banyak alasan, mengapa lukisan memiliki kekuatan, dan bahkan mampu menggerakkan. Edisi PDF buku Elkins bisa disimak di sini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun