Saya juga menggembala kambing dan mencari rumput untuk kambing piaraan.
Di rumah, ayah juga menanam banyak pohon cengkih. Jika tiba masa panen, kami semua --para anak, yang memanen. Ada cara 'manual' yang kami lakukan untuk proses panen cengkih.Â
Usai proses panen, kami membawa ke pasar untuk menjual cengkih. Hasil penjualan kami berikan sepenuhnya kepada ayah, dan kami mendapat bagian upah.
Rupa-rupanya, tanpa disadari, tindakan-tindakan itu membuat kami semua di masa dewasa dan tua, menjadi lebih terampil menghadapi tantangan kehidupan.Â
Saya meyakini ayah dan ibu saya waktu itu tidak banyak mengerti ilmu parenting. Yang dilakukan lebih kepada usaha mendidik anak agar mandiri --sesuai kondisi yang dihadapi pada saat itu.
Jadi bukan karena hasil mengikuti pelatihan parenting, seminar, atau membaca jurnal hasil penelitian, dan lain sebagainya.Â
Begitulah orangtua zaman dulu --dengan keterbatasan ilmu parenting, tetap mampu memberikan bekal-bekal kemandirian untuk anak-anak.Â
Semua pembiasaan tersebut, kami rasakan manfaatnya hingga di saat ini. Hasil studi akademik mendukung tindakan Ini:
"A study by the University of Minnesota found that doing chores is the best predictor for success later in life. By giving kids chores we instill a sense of responsibility, competence, and self-worth that stays with them throughout their lives" --Rachelle Skorets, 2019.
Sebuah studi yang dilakukan University of Minnesota menemukan bahwa memberikan tugas kepada anak berupa aktivitas rumah tangga, menjadi faktor terbaik untuk sukses di masa depan.Â