Jauh di masa terdahulu, zaman nenek moyang kita dijajah Belanda dan Jepang, mereka menanak nasi dengan kuali terbuat dari tanah. Dampaknya, selalu menghasilkan kerak di bagian bawah. Ini tidak bisa dihindari, lantaran sifat alat masak tersebut.
Namun, kesulitan hidup membawa mereka kepada kreativitas. Kerak tersebut dijemur hingga kering. Setelah kering, sangat enak ketika digoreng. Ini yang disebut sebagai 'intip goreng'. Di zaman sekarang, kerak (intip) sengaja diciptakan dengan skala industri. Ditambah bermacam toping, jadilah ia makanan bergengsi, dijual di mall dengan kemasan sangat menawan.
Sikap Menghadapi Kegagalan
Demikianlah kadang kegagalan dan kesulitan terjadi dalam kehidupan kita. Namun gagal tidak selalu merugikan. Kegagalan perlu kita hadapi dengan penuh kesabaran karena selalu ada hikmah di baliknya. Tidak ada yang sia-sia dalam hidup ini, selama kita pandai menemukan hikmah terbaik.
Kadang kita lupa melakukan sesuatu, dan kita mengutuki kelupaan kita sendiri. Kadang kita gagal mencapai sesuatu, dan kita menyesali kegagalan yang terjadi. Energi yang terlimpah untuk mengutuk dan menyesali sesuatu yang sudah terjadi ini, harus diubah menjadi energi untuk mensyukuri. Semua kejadian dalam hidup bisa memberikan pelajaran berharga dalam hidup kita.
Mari selalu optimis menghadapi kenyataan hidup. Kegagalan adalah sarana pembinaan bagi jiwa agar tidak manja. Kegagalan adalah proses penguatan kehendak agar bisa melihat peluang keberhasilannya. Di setiap sisi kegagalan, selalu tersimpan peluang keberhasilan.
Lakukan yang terbaik. Selalu berdoa dan bertawakal kepada Allah. Selebihnya, nikmati saja.