Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menantu-Mertua, Membangun Harapan Bersama

30 Agustus 2021   15:28 Diperbarui: 30 Agustus 2021   17:01 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.amazon.com/

"Kelak ketika kamu punya anak," ujar ibu mertua Farouky, "saya akan menyalahkan kamu atas semua masalah yang terjadi pada cucu saya. Saya tidak akan menyalahkan anak lelaki saya." Memang ibu mertua Farouky hanya bercanda. Namun kalimat itu bagi banyak perempuan lain, adalah kalimat ibu mertua yang sangat menyakitkan dan tidak bisa menjadi bahan candaan.

Membangun Harapan Bersama

Di antara hal penting untuk membangun harmoni antara menantu dengan mertua adalah kebaikan hubungan antara anak lelaki dengan ibu kandungnya. Jumana Farouky menceritakan pengalaman rumah tangganya sendiri. Menurutnya, salah satu penyelamat hubungan dengan ibu mertua adalah hubungan baik suami dia dengan ibunya.

"Jika saya meragukan cinta anak lelaki saya, saya akan cenderung melihat kamu sebagai ancaman," ujar ibu mertua Farouky kepada dirinya. "Tapi aku tidak demikian," lanjut sang ibu mertua.

Anak lelaki harus pandai 'menundukkan' hati sang ibu. Farouky menceritakan pengalamannya, "Setiap kali suami saya menelepon ibunya untuk mengobrol tentang skor sepak bola terbaru, dia membawa kami semua selangkah lebih maju menuju keharmonisan keluarga".

Dari sisi mertua, hendaknya pandai bersikap bijak dan menyenangkan menantu. Sebagai pihak yang lebih dewasa dan lebih berpengalaman menjalani kehidupan, hendaknya bisa memberi kepercayaan dan kesempatan kepada anak dan menantunya untuk tumbuh dan berkembang.

Hendaknya menantu dan mertua mampu membangun harapan bersama, untuk terciptanya hubungan harmonis dalam kehidupan sehari-hari. Mereka berkomunikasi dan berinteraksi secara positif, menuju penyatuan jiwa yang lebih mendalam. Tidak sekedar berbasa-basi dan berpura-pura. Namun benar-benar hubungan dari dasar hati.

Bahan Bacaan

Jumana Farouky, Mother-in-Law Problems: They're Worse for Women, 4 Desember 2008, http://content.time.com/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun