Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Manajemen Konflik Menantu - Mertua

27 Agustus 2021   07:20 Diperbarui: 27 Agustus 2021   07:26 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://caregiver.com/

Jika masalah semakin meruncing, hendaknya bersedia duduk bersama untuk menemukan solusi. Sebagai sesama manusia dewasa, hendaknya bisa berpikir jernih dan berhati bening.

Hendaknya disadari, bahwa dalam setiap konflik, tujuannya bukanlah untuk menunjukkan siapa menang siapa salah, atau siapa benar dan siapa salah. Justru bertujuan untuk mencari penyelesaian masalah yang melegakan dan bisa diterima oleh kedua belah pihak, tanpa ada yang merasa dirugikan.

Maka berpikirlah positif untuk menemukan penyelesaian. Kesediaan untuk duduk dalam suasana tenang, membahas pokok persoalan, dan menemukan solusi, adalah tindakan yang bertanggung jawab dan beradab.

  • Membatasi Wilayah Konflik

Pada saat terjadi konflik, usahakan jangan sampai semakin meluas. Batasi wilayah konflik, jangan memperluas medan konflik dengan melibatkan pihak-pihak yang tidak berkompeten.

Sebagai contoh, pihak mertua mengondisikan semua anak-anaknya untuk ikut membenci dan menyerang menantu. Pihak menantu mengondisikan orangtua dan keluarga besarnya untuk ikut membenci dan menyerang mertua. Tindakan seperti ini sangat destruktif dan cenderung memperumit persoalan.

Tidak perlu menceritakan konflik ini kepada pihak-pihak lain. Dengan demikian, wilayah konflik terukur dan tidak menambah beban permasalahan.

Setelah Selesai Konflik

Sebuah konflik hendaknya bisa diselesaikan dengan baik oleh kedua belah pihak. Setelah konflik berhasil diatasi, hendaknya memperhatikan hal-hal berikut ini.

  • Saling Memaafkan

Hal terbaik setelah usai konflik adalah saling memaafkan. Jangan saling mendendam. Meskipun  terasa berat meminta dan memberi maaf, namun memaafkan adalah sebuah prasyarat untkmendapatkan kehidupan yang tenang dan membahagiakan.

Manusia yang tidak bisa memaafkan kesalahan orang lain, akan cenderung  hidup dalam kesengsaraan. Hatinya dipenuhi dendam dan amarah tak berkesudahan. Jiwanya diliputi benci dan permusuhan. Hidupnya tidak akan tenang, dan bisa menghadirkan banyak penyakit dalam tubuhnya.

"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa; (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan" (QS. Ali Imran : 133 -- 134).

  • Tidak Mengungkit yang Telah Berlalu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun