Kesabaran adalah sifat yang mutlak diperlukan dalam membangun hubungan kebaikan. Tanpa kesabaran, menantu dan mertua akan sering berada dalam suasana ketegangan tingkat tinggi. Semua titik interaksi bisa menyulut konflik, jika tidak mengembangkan sifat sabar.
Beruntung bahwa dalam ajaran agama, sabar menjadi tuntunan sifat mulia. Maka kita bisa menjadi lebih mungkin untuk mengembangkan sifat sabar, karena memiliki nilai pahala yang sangat utama. Setiap kesabaran yang kita hadirkan, selalu bernilai pahala. Itu sebabnya tidak ada yang sia-sia, saat memilih untuk berlaku sabar atas sikap yang tidak menyenangkan dirinya.
"Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan" (QS. An-Nahl : 96).
"Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas" (QS. Az-Zumar : 10).
- Saling Menjaga Diri
Menantu dan mertua harus saling mampu menjaga diri untuk tidak saling menyakiti, tidak saling melukai dan tidak saling mengekspresikan kebencian serta permusuhan. Setajam apapun konflik yang sedang terjadi, jagalah diri agar tidak meledak menjadi permusuhan yang merusak hubungan.
Terkadang dalam suasana emosi, manusia sulit mengontrol diri. Semua kekesalan dan kekecewaan diekspresikan dengan kata-kata maupun perbuatan. Sayangnya, kata-kata yang dipilih justru semakin membuat tajam permusuhan. Pilihan kata-kata dipilih yang paling menyakitkan dan paling merendahkan.
Suasana tidak bisa menjaga diri ini, berpotensi merusak hubungan dalam jangka panjang. Hendaknya mertua dan menantu saling bisa menjaga diri di tengah konflik. Berusaha sekuat tenaga meredam emosi dan tidak meluapkan secara semena-mena.
Rasulullah saw bertanya kepada para sahabat, "Siapa yang dikatakan paling kuat di antara kalian?" Sahabat menjawab, "Yaitu yang paling kuat gulat (fisik)nya". Beliau saw bersabda, "Bukan seperti itu, orang yang paling kuat di antara kalian adalah yang paling kuat mengendalikan nafsunya ketika sedang marah" (HR. Muslim).
Nabi saw juga bersabda, "Barangsiapa menahan amarahnya padahal mampu meluapkannya, Allah akan memanggilnya di hadapan para makhluk pada hari Kiamat untuk memberinya pilihan bidadari yang ia inginkan" (HR. Abu Daud dan  Ibnu Majah).
- Menjauhi Pertengkaran Terbuka
Serumit apapun konflik yang tengah terjadi, jangan pernah menampilkan pertengkaran terbuka, apalagi di muka publik. Tidak patut bagi menantu dan mertua untuk mengembangkan konflik menjadi pertengkaran terbuka. Pada beberapa kalangan, mereka tidak mengenal waktu dan tempat untuk bertengkar, dan saling mencaci dengan suara keras sehingga terdengar tetangga.
Bahkan ada yang membawa konflik ke media sosial. Mertua dan menantu saling menyerang secara terbuka melalui twitter, instagram, facebook, ataupun membuat sindiran melalui tiktok. Tindakan ini jelas membuat konflik menjadi terbuka, diketahui publik. Hal ini akan menjadi beban dalam kehidupan selanjutnya.
- Duduk Bersama Menemukan Solusi