Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Malu, Jangan Suka Menceritakan Kekurangan Menantu

27 Juli 2021   06:41 Diperbarui: 27 Juli 2021   06:43 1818
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hindari Ghibah Menantu

Hendaknya mertua mampu menahan dirinya. Jangan suka mengghibah menantu. Pahami bahwa menceritakan aib menantu kepada orang lain adalah perbuatan yang sangat menyakiti hati dan melukai perasaan. Sudah selayaknya ditinggalkan.

Bagaimana caranya, agar sebagai menjadi mertua mampu menjaga diri untuk tidak mengghibah menantu? Berikut beberapa tipsnya.

  • Mengetahui Akibat Perbuatannya

Telah saya nukilkan ayat Al-Qur'an dan hadits Nabi saw tentang larangan ghibah. Dalam pandangan agama Islam, perbuatan menceritakan aib orang lain dianggap sebagai tindakan tercela yang berdosa. Disamakan dengan memakan bangkai orang yang dighibah. Tentu sangat menjijikkan.

Karena ghibah masuk perbuatan yang dilarang, maka pelakunya mendapat dosa. Untuk itu, jika sudah terlanjur melakukannya harus bertaubat kepada Allah, sebagaimana isyarat di akhir ayat : "Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat dan Maha Penyayang" (QS. Al-Hujurat: 12).

Para mertua harus memahami akibat dari perbuatan ghibah yang dilakukan terhadap menantu. Pertama, ia telah melanggar aturan agama, yaitu dari Al-Qur'an dan sunnah Nabi saw. Kedua, ia telah mendapatkan dosa dari perbuatan itu. Ketiga, menyakiti hati menantu. Keempat, membuat renggang hubungan, bahkan bisa memunculkan permusuhan.

  • Banyak Evaluasi Diri

Salah satu sebab, mengapa orang mudah melakukan ghibah, adalah karena merasa diri lebih baik daripada orang lain. Karena merasa lebih baik, maka mudah meremehkan dan menjelekkan orang lain.

Inilah yang terjadi pada beberapa kalangan mertua, yang merasa diri lebih baik, lebih ahli, lebih hebat, lebih mulia, lebih terhormat, dibanding menantunya. Tidak menyadari bahwa dalam diri mereka sendiri juga memiliki banyak kekuarangan dan kelemahan.

Untuk itu para mertua harus banyak melakukan muhasabah, mengevaluasi diri sendiri. Lakukan introspeksi, bahwa sebagai mertua memiliki banyak kekurangan, kelemahan, dan kesalahan. Jika merasa sempurna, merasa tidak punya kekurangan dan kelemahan apa-apa, berarti ia sudah menjelma menjadi 'dewa' atau menuhankan diri sendiri.

Jika menyadari bahwa dalam dirinya juga banyak kekurangan, tentu akan bisa lebih menahan diri untuk tidak menjelek-jelekkan menantu. Malu jika menceritakan kejelekan menantu, karena dalam dirinya juga banyak kejelekan.

  • Berlatih Berpikir Positif

Mengapa mudah melakukan ghibah? Karena cenderung berpikir negatif terhadap orang lain. Ketika melihat dalam perspektif negatif, seseorang mudah curiga dan mudah mencela. Namun jika melihat dalam perspektif positif, akan mampu menjaga diri untuk tidak menjelekkan orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun