Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Jangan Membiasakan Memupuk "Bully" kepada Pasangan

31 Juli 2019   09:31 Diperbarui: 31 Juli 2019   20:43 1378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: Jess Golden

Ini menjadi racun yang sangat mematikan dalam membangun kelekatan dengan pasangan. Banyak kritik terhadap pasangan saja bisa menjauhkan hubungan, apalagi ketika diteruskan dengan banyak mencela.

  • Contoh celaan: "Dasar pemalas, kerjanya cuma makan sama tidur".

Racun ketiga adalah menyalahkan pasangan. Kritik dan celaan tidak menunjukkan hasil perubahan seperti yang diharapkan, maka mulai semakin berani dan sering bersikap menyalahkan pasangan. 

"Ini semua salahmu" atau "Semua gara-gara kamu". Sikap dan perilaku yang selalu menyalahkan pasangan, membuat suasana semakin runyam dan tidak nyaman. Hubungan mereka semakin menjauh, ada jarak yang bertambah lebar memisahkan mereka.

  • Contoh menyalahkan pasangan: "Keuangan keluarga kita masih berat. Ini semua gara-gara Abang tidak mau berusaha".

Racun keempat adalah membangun benteng. Yang dimaksud adalah perilaku untuk menyatakan "Aku tidak seperti yang engkau kira!" atau "Aku tidak seperti itu!" atau "Terserah apa katamu, aku tidak begitu" atau "Aku memang seperti ini dan tidak akan berubah". Seperti tembok atau benteng yang berdiri kaku, untuk menyatakan keakuan diri. 

Setelah banyak mengkritik, banyak mencela, banyak menyalahkan pasangan, ujungnya adalah membangun benteng untuk menunjukkan eksistensi diri di hadapan pasangan.

Empat perilaku ini akan menjadi racun, karena menjadi pemisah jarak antara suami dan istri. Semakin sering empat perilaku ini dijalankan dalam kehidupan, semakin panjang jarak yang terentang memisahkan suami dan istri. Inilah yang menyeret pasangan suami istri masuk dalam kawasan bencana yang berbahaya.

Bersambung

Bahan Bacaan

  • Cahyadi Takariawan. 2016. Wonderful Love. Solo: Era Adicitra Intermedia
  • John M. Gottman & Nan Silver. 2001. Disayang Suami Sampai Mati. Bandung: Kaifa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun