Upaya perbaikan harus dipilih secara tepat, dalam suasana apa mereka melakukan apa. Karena jika upaya itu gagal, sering kali semakin memperparah suasana hubungan di antara mereka.
Merawat Kenangan Buruk
Semua kondisi tersebut masih bisa diperparah oleh hadirnya kenangan buruk terhadap pasangan. Pada pengantin baru yang tengah menikmati masa romantic love, semua terasa sangat indah.Â
Namun ketika berbagai tanda bencana sudah mulai mereka hadapi, maka yang terjadi adalah dekonstruksi terhadap semua keindahan yang sudah dinikmati bersama pasangan, dalam sudut pandang yang negatif.Â
Semua hal dihubung-hubungkan dengan persepsi buruk, sehingga seakan-akan menyambung antara satu kejadian dengan kejadian yang lainnya, membenarkan persepsi buruk tersebut.
"Makanya dulu saat perkenalan sebelum menikah, dia sangat detail bertanya soal pekerjaan dan penghasilanku. Ternyata memang orangnya sangat materialistis. Tidak qona'ah dengan pemberian suami".
"Aku dulu tidak paham, mengapa saat malam pertama dia keliru menyebut namaku. Ternyata memang dia memiliki sangat banyak mantan yang belum bisa dilupakan".
"Ternyata dia memang tidak mencintaiku. Itu sebabnya dia sering bertanya kepada aku, apakah aku masih mencintainya? Ternyata hanya untuk menutupi kebusukan dirinya sendiri".
Terbentuklah kenangan buruk atas hal-hal yang pernah terjadi di masa lalu, yang dikonfirmasi secara negatif dengan kondisi saat ini yang mengecewakan.Â
Padahal bisa jadi, kejadian di masa lalu tersebut tidak ada hubungannya sama sekali dengan keadaan kritis yang dihadapi sekarang. Namun karena sudah terlanjur berkubang dalam berbagai permasalahan dan pertengkaran dengan pasangan, seakan-akan semua hal terkonfirmasi dengan persepsi buruk yang dimiliki saat ini.
Nah, tatkala tanda-tanda tersebut sudah "sempurna" dialami oleh pasangan suami istri, mereka harus sadar sepenuhnya bahwa kehidupan pernikahan tengah berada dalam bencana yang sangat serius dan harus segera diatasi.Â