Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Sejuta Alasan Mengapa Harus Selalu Menyediakan Cinta untuk Pasangan Anda

8 Juli 2017   22:57 Diperbarui: 9 Juli 2017   05:26 3649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maka sediakan selalu ruang untuk mencintai pasangan anda, karena anda berdua telah terikat oleh ikatan yang sangat sakral. Anda berdua telah mengikatkan diri dalam perjanjian suci yang tidak boleh sembarangan dirusak hanya oleh karena rasa emosi. Ikatan ini harus dijaga dengan cinta dan kasih dalam sepanjang perjalanannya.

  • Karena Itu Fitrah yang Allah Karuniakan Kepada Manusia

Kecenderungan dan ketertarikan manusia kepada pasangan jenisnya ---laki-laki dan perempuan--- adalah sebuah fitrah penciptaan yang Allah berikan sebagai sebuah karunia sangat indah dan bermakna. Bahkan dalam hadits Nabi Saw menyebut "tidak ada ketertarikan yang lebih kuat dibandingkan dengan pernikahan". Allah memberikan rasa senang dan tertarik dengan demikian kuatnya pada laki-laki dan perempuan, serta menghalalkan ketertarikan itu dengan akad nikah. Cinta, adalah bahasa manusia yang sangat universal, dan telah menghasilkan jutaan puisi, buku roman dan kisah-kisah penuh warna.

Fitrah ini harus dijaga dalam kehidupan berumah tangga, dengan memperlakukan pasangan sebaik mungkin. Bahkan berbuat baik kepada pasangan hidup telah diperintahkan oleh Allah dan RasulNya untuk menjaga fitrah kesenangan dan ketertarikan terhadap pasangan. Mencintai suami, mencintai istri, adalah sebuah perasaan yang diberikan oleh Allah sebagai sebuah nikmat dan karunia dalam kehidupan manusia. Dengan perasaan itu hidup kita menjadi indah dan berwarna-warni, dengan perasaan itu pula hidup kita menjadi tenang dan sejahtera.

Fitrah ketertarikan kepada pasangan jenis ini yang membuat kita menjadi manusia seuruhnya. Membedakan antara manusia dengan robot dan mesin-mesin industri. Itulah sebabnya anda harus menyediakan ruang untuk tetap mencintai pasangan, karena dengannya anda menjadi manusia yang seutuhnya.

  • Karena Anda Telah Memilihnya Sebagai Pasangan Hidup

Mungkin saja dia dulu bukan pilihan anda, karena anda mendapatkan si dia dari orang tua atau dari guru ngaji atau dari teman. Mungkin saja dulu saat anda menikah dengannya belum muncul rasa suka dan rasa cinta. Mungkin saja dulu anda pernah memiliki harapan dan keinginan untuk menikah dengan seseorang, namun ternyata tidak kesampaian; lalu anda menikah dengan siapapun yang datang atau siapapun yang mau menikah dengan anda.

Seperti apapun kondisi awal pernikahan anda dulu, namun satu hal yang sudah pasti adalah, bahwa anda menyetujui dan menerima dia menjadi pasangan hidup anda. Tidak patut lagi  untuk mengungkit proses dalam pernikahan, misalnya karena dulu merasa terpaksa, atau kurang pertimbangan, atau berada dalam situasi tertekan saat menerima lamaran, atau yang lainnya. Karena saat menikah, anda berada dalam kondisi sadar sepenuhnya, dalam kondisi bisa memilih untuk menyatakan setuju atau tidak setuju. Pada saat belum menikah anda sepenuhnya manusia merdeka yang bisa memutuskan untuk menikah dengan A atau dengan B atau dengan C, tanpa ada pihak yang bisa memaksa anda.

Begitu akad nikah sudah terjadi, artinya siapapun yang anda nikahi atau menikahi anda, adalah seseorang yang sudah anda pilih. Sudah terlambat bagi anda untuk mengatakan bahwa 'dia bukan pilihan saya'. Karena pernyataan itu semestinya disampaikan sebelum proses pernikahan berlangsung, untuk menjadi pertimbangan apakah tetap dilanjutkan ke pernikahan atau tidak. Sebelum akad nikah anda masih bisa menyatakan tidak bersedia menikah dengannnya disebabkan dia bukan pilihan saya. Namun setelah akad nikah terjadi, tidak boleh lagi ada kalimat penyesalan seperti itu.

Sediakan ruang untuk mencintai pasangan anda, karena anda telah memilihnya menjadi suami atau istri yang resmi. Tidak layak bagi anda untuk membenci pasangan hidup anda dengan alasan dia bukan pilihan anda. Sudah terlambat untuk menyatakan demikian.

  • Karena Anda Telah Mereguk Kebahagiaan Bersamanya

Seperti apapun kondisi keluarga anda saaat ini, namun anda pernah mereguk kebahagiaan sebagai suami istri bersamanya. Allah telah menghalalkan laki-laki dan perempuan untuk bersenang-senang dengan kesenangan yang optimal, dimana hal itu tidak halal dilakukan oleh mereka yang bukan pasangan suami istri. Anda diperbbolehkan untuk mengekspresikan kesenangan bersama pasangan, sepanjang dalam batas yang tidak dilarang aturan agama.

Al Qur'an mengabarkan suami dan istri sebagai pakaian. Mereka saling menjadi pakaian bagi pasangannya. Hal ini menandakan sebuah suasana interaksi yang sangat intim sebagaimana pakaian yang melekat dalam tubuh kita. Kesenangan-kesenangan yang lekat dan intim, dibolehkan untuk  dilakukan oleh suami dan istri sebagai karunia Allah kepada manusia. Pada pengantin baru, hal inilah yang sangat mereka tunggu-tunggu. Bersenang-senang dengan perasaan yang tenang karena semua sudah halal, berbeda dengan orang pacaran yang semua belum halal.

Jika ada masa dimana keluarga anda tengah menghadapi masalah atau problematika, namun anda pernah menikmati kesenangan-kesenangan dengan pasangan. Jangan membenci pasangan seakan-akan dia adalah musuh dimana anda tidak pernah bersenang-senang dengannya. Maka sediakan selalu ruang untuk mencintai pasangan anda, karena ada masa dimana anda pernah bersenang-senang dengannya.

  • Karena Anda Telah Menetapkan Visi Hidup Bersamanya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun