Mohon tunggu...
Cahyadi Takariawan
Cahyadi Takariawan Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Penulis Buku Serial "Wonderful Family", Peraih Penghargaan "Kompasianer Favorit 2014"; Peraih Pin Emas Pegiat Ketahanan Keluarga 2019" dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Konsultan Keluarga di Jogja Family Center" (JFC). Instagram @cahyadi_takariawan. Fanspage : https://www.facebook.com/cahyadi.takariawan/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Selingkuh dengan Istri Sendiri

8 Maret 2016   09:25 Diperbarui: 8 Maret 2016   10:18 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 [caption caption="ilustrasi : www.thejournal.com"][/caption]Jam 08.15 WIB.

“Sudah sampai kantor Sayang?” tulis Dewi kepada suaminya, Alex, melalui WA.

Pesan lewat WA itu tampak dibaca, tapi tidak segera ada balasan. Status WA Alex “online”.

“Jadinya sarapan dimana tadi?” Dewi menulis lagi.

Tetap tidak ada balasan.

Lama Dewi menunggu....

Jam 08.30 WIB.

“Kok tidak dibalas sih Bang?” tulis Dewi.

Tetap tidak ada balasan.

“Abang lagi ngapain?” tulis Dewi.

“Sibuk.  Lagi mimpin rapat di kantor”, balas Alex.

“Rapat apa Bang?” tulis Dewi.

“Penting. Jangan ganggu sampai siang nanti”, balas Alex.

Jam 08.35 WIB.

“Halo, ini Bang Alex ya? Aku Rini Bang...”

“Rini siapa ya?”

“Aduuh... Bang Alex sudah lupa ya... Maklum lah, profesional sukses pasti terlalu banyak teman. Mudah melupakan teman lama seperti aku ini...”

“Maaaaaf.... Suer, aku lupa... Rini yang mana?”

“Temanmu SMP Bang... Memang kita tidak satu kelas sih.... Tapi satu SMP. Aku 3 C, Bang Alex 3 A kan?”

“Ehmmm...  Gitu ya... Mungkin aku akan segera mengingat kalau ketemu langsung... Maklum sudah tua...”

“Bang Alex masih tampak muda kok Bang... Bahkan ganteng banget sekarang. Aku liat profil picture Abang tuh....”

“Ah, kamu ada-ada aja... Apa kabar Rini?”

“Baiiik Bang... Aku Cuma pengen menyapa aja kok... Takut ganggu kesibukan Abang nih...”

“Enggak kok, aku lagi santai nih. Ngopi di kantor. Belum ada kegiatan...”

“Oh asyik dong... Suka kopi ya Bang?”

“Iya Rin... Biar segar dan semangat...”

“Waw... Suka kopi apa Bang?”

“Ini lagi menikmati kopi jenis Hacienda La Esmeralda, oleh-oleh waktu tugas ke Panama pekan kemaren....”

“Waw, sering jalan-jalan ke luar negeri ya Bang....? Asyik yah...”

“Biasa saja lah... Namanya juga tugas. Kamu lagi ngapain Rin ?”

“Lagi bete di rumah Bang....”

“Wkwkwk... kacian deh loe, kenapa bete Rin?”

“Ah, malu aku cerita Bang.... Ntar aku ceritain lewat inbox fesbuk saja ya bang. Lebih aman. Aku tahu fesbuknya bang Alex kok. Banyak banget fans bang Alex...”

“Boleh... Kok kamu ngerti banget akun-akunku sih?”

“Eh, aku sejak SMP dulu sudah naksir bang Alex loh... Tapi kan aku tau diri....”

“Oh ya? Aku kok gak ngerasa ditaksir cewek ya....”

“Yaa Bang Alex sejak SMP kan banyak fans cewek-cewek... Aku hanya naksir diam-diam... Gak berani menyampaikan... Takut ditolak... Hehe....”

Percakapan mereka berdua kian asyik dan seru.

Jam 12.30 WIB.

“Sudah makan siang Bang?” tulis Dewi melalui WA.

Tidak ada jawaban. Lama Dewi menunggu.

Jam 13.00 WIB.

“Sudah selesai rapat Bang?” tulis Dewi.

Tidak ada jawaban.

“Halo Bang... Lagi ngapain sekarang?” tulis Dewi.

“Rapat dilanjutkan lagi. Belum selesai”, balas Alex.

Menggoda Suami Sendiri

Sudah tiga tahun terakhir hubungan Alex dan Dewi tidak harmonis. Kesibukan kerja mereka berdua membuat jarang interaksi dan komunikasi. Sampai di rumah sudah lelah dan tinggal istirahat. Pagi-pagi sudah berangkat dan tidak sempat mengobrol. Di hari Sabtu dan Minggu Alex sering ada dinas ke luar kota bahkan ke luar negeri. Makin lama hubungan mereka makin kering, tidak ada keindahan dan romantisme yang mereka ciptakan bersama.

Yang membuat Dewi merasa tidak nyaman, Alex sangat sulit untuk diajak berkomunikasi. Setiap disapa melalui WA atau SMS, tidak segera direspon. Selalu beralasan sibuk dan sibuk. Selalu mengatakan tidak sempat karena banyak pekerjaan. Padahal Dewi memperhatikan status WA Alex sering online.

Didorong oleh rasa penasaran, suatu malam Dewi bangun dan membuka isi gadget Alex saat ia pulas tidur. Betapa terkejutnya Dewi melihat banyaknya chatting Alex dengan banyak perempuan, dengan chatting yang mesra dan panjang. Sebutan sayang, cinta, rindu sangat banyak ditemukan dalam chatting Alex. Bukan hanya dengan seorang perempuan, namun dengan banyak perempuan.

Dewi merasa sakit hati. Selama ini setiap ia mengirim pesan chat ke Alex, tidak ada respon. Ditelepon sering tidak diangkat. Kalaupun menjawab melalui WA, hanya jawaban pendek dan formalitas. Tidak ada bahasa mesra sama sekali untuk dirinya. Tapi nyatanya ia menyimpan dan melakukan banyak chatting dengan banyak perempuan, bahkan banyak bahasa mesra saat chat dengan perempuan-perempuan itu.

Dengan kesal akhirnya diam-diam Dewi membeli gadget baru, diisi dengan nomer baru. Ia membuat akun fesbuk dan mengaktifkan akun WA dengan nama samaran, Rini BT. Dia pasang foto cewek cantik yang diambil dari googling. Entah foto siapa. Tapi tampak sangat anggun dan cantik.

Dengan akun baru ini dia mulai menggoda suaminya. Ia mulai chatting dengan Alex, mengenalkan diri sebagai Rini, teman SMP. Padahal Dewi juga tidak tahu, apakah benar ada teman SMP Alex bernama Rini. Namun yang penting ia ingin menguji Alex, bagaimana quick respon Alex atas chat dari cewek cantik. Ternyata Dewi terkejut sendiri atas respon suaminya.

Dari pagi jam 08.15 WIB ia chat suaminya dan tidak ada jawaban. Ketika dijawab pun sangat pendek dan formal. Namun ketika ia menyapa Alex menggunakan akun Rini, ternyata respon Alex sangat cepat. Langsung dibalas, langsung akrab dan hangat. Tidak ada jeda untuk berbalas pesan.

Alex bilang kepada Dewi sedang memimpin rapat penting di kantor. Ternyata ia justru melayani chatting dengan perempuan yang menggoda. Hati Dewi semakin sesak dan sakit atas perlakuan Alex. Saat ia menggoda Alex menggunakan nama Rini, benar-benar ia hanya iseng saja. Tidak menyangka respon Alex yang sedemikian cepat menjawab chat dari seorang cewek yang belum dikenalnya. Bagaimana mungkin memimpin rapat sambil chatting? Berarti Alex telah menipu dirinya. Dewi semakin kesal.

Makin digoda, Alex juga tampak makin menanggapi. Saat ini sudah bulan ketiga dari “perselingkuhan” Alex dengan Rini melalui chatting di WA dan inbox fesbuk. Dewi makin gemas dan makin sedih atas kelakuan Alex. Sama sekali ia tidak menyangka betapa mudah Alex merayu cewek dan menanggapi rayuan cewek. Ada banyak kata-kata mesra dari Alex untuk Rini, padahal tidak pernah ada kata-kata mesra Alex untuk Dewi, istrinya sendiri.

Hari ini Dewi membulatkan tekad untuk menjebak suaminya sendiri. Ia ingin segera mengakhiri semuanya. Ia ingin membongkar topeng-topeng suaminya.

Tiga Bulan Kemudian

Jam 06.00 WIB.

“Pipi Alex, Mimi kangen bingit sama kamu... Aku gak sabaran pengen segera ketemu kamu... Hari ini aku jadi ke kotamu ya Pipi...”

“Iya Mimi Riniku.... Aku tunggu dengan penuh rindu...”

“Jam 13,00 tepat ya Pipi sayang... Di Cafe Point.... Jangan salah ya... I love you Pipi...”

“Iiih... aku juga gak sabar pengen segera ketemu nih.... Muach... Love you too....”

Jam 12.45 WIB.

“Dimana Pipi sayang? Mimi udah di lokasi nih.... Mimi duduk di bangku pojok ya..... Mimi menghadap dinding...”

“Iya, baru parkir nih... Tunggu ya sayang....”

Jam 13.00 WIB.

“Halooo Mimi Rini....”, sapa Alex setelah tiba di pojok Cafe.

“Selamat siang Pipi Alex yang romantis.....”, sapa Dewi sambil tetap duduk menghadap dinding, di pojok caffe Point.

Alex terkejut bukan kepalang. Ia sangat mengenal suara itu.

Dewi segera berdiri, membalikkan badan, menghadap Alex yang pucat ketakutan.

“Ngapain kamu ke sini?” tanya Alex garang.

“Kita kan janjian di pojok ini Pipi sayang.... Ini aku Mimi Rini....”

Sebuah benda keras melayang mengenai kepala Alex yang masih kebingungan. Alex sempoyongan.

Dewi segera melangkah keluar cafe dengan penuh dendam dan kemarahan....

**********

(Jangan pernah meniru adegan ini. Adegan ini hanya dilakukan oleh orang-orang yang tidak menjaga martabat diri dan pasangan. Semua nama yang disebut dalam cerita di atas hanya rekaan, bukan nama sebenarnya).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun