Mohon tunggu...
Syam Jabal
Syam Jabal Mohon Tunggu... Human Resources - ASN

tukang burung (http://gudangjalakklaten.blogspot.com)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tukang Mie Ayam Klaten dan Petugas Pajak

18 November 2016   07:02 Diperbarui: 18 November 2016   13:52 585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kemeriahan ini lamat-lamat menelan kesan angkernya petugas pajak. Semakin lama suasananya tambah mencair, dan bayangan tentang pemeriksaan pajak mulai menghilang. Saya baru tahu ternyata keangkeran petugas pajak bisa di redam dengan mie ayam. Weleh-weleh jos nan efek mie ayam ki . . .

Awalnya memang agak tegang. Maklumlah ini kan hari pertama beroperasi. Tiba-tiba datang rombongan petugas pajak. Siapa yang gak bergemetaran coba ? Selama ini kan orang pajak itu dikesankan garang to ? Bahkan kantor pajak mungkin telah menjadi kantor nomor tiga yang dikesankan sebagai kantor paling seram di dunia. Pertama kantor polisi, terus yang kedua kantor pengadilan. Setelah itu kantor pajak. Begitulah kesan umum yang kadung beredar di masyarakat . . .

Namun ternyata kesan tersebut tidak terbukti, setidaknya pada siang hari ini. Dan di hari ini kesan yang tertangkap benar-benar sebaliknya, di mana para petugas pajak itu orangnya ramah-ramah. Mereka orangnya pada murah senyum dan mungkin juga baik hati dan tidak sombong. Mereka juga lucu-lucu senang bercanda dan kadang saling ngeledek di antara mereka sendiri, sebagai tanda terbukanya persahabatan mereka.

Tak lama kemudian, sajian mie ayam dan bakso sudah terhidang di meja. Aroma bacem ayam toping mie ayam, menyeruak dari mangkok dan menghipnotis keriuhan mereka. Hipnotis bacem ayam membuat suasana mejadi senyap. Mereka asyik melahap semangkok mie ayam dan bakso sesuai pesanan mereka sambil sesekali menyeruput es teh atau es jeruk. Hanya suara-suara sumpit dan sendok berada dengan mangkok mengisi kesunyian itu.

Diam-diam sang pelayan mengamati mereka. Wouw . . . gesture mereka sangat meyakinkan. Ternyata orang pajak itu makannya cepat dan lahap. Mungkin ini bentuk konkrit dari pengejawantahan doktrin di mana mereka mesti profesional dan memiliki respon cepat secepat kilat. Nilai-nilai Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan dan Kesempurnaan kini mereka terapkan di meja makan; respon cepat semua yang terhidang sikat . . .

Tapi ngomong-ngomong mereka makan lahap dan cepat itu karena karakter mereka yang selalu bertindak profesional apa karena mereka pada kelaparan ya ? Wah kalau yang ini sudah bedainnya. Hanya mereka yang bisa menjawab dengan pasti . . .

Begitulah pengalaman pertama di hari pertama di mana untuk pertama kalinya menerima kunjungan pertama dari petugas pajak. Alhamdulillah kunjungan mereka tidak menanyakan laporan keuangan sama sekali tapi malah bertanya soal menu makan. Syukurlah . . . ternyata mereka mampir untuk makan siang . . . happy ending lah . . .

Memasuki hari ke dua, sejak pagi para karyawan sudah tenggelam dalam kesibukan baru sebagai tukang mie ayam. Sekitar jam setengah sebelas semua persiapan sudah kelar. Beberapa pembeli juga sudah mulai berdatangan, menikmati sajian mie ayam dan bakso. Alhamdulillah . . .

Di hari Selasa, di tengah hari kembali dikejutkan dengan kedatangan rombongan dengan name tag yang mirip dengan rombongan orang-orang pajak tempo hari. Cuma kali ini mereka tidak memakai kemeja warna putih lengan panjang dan bercelana gelap. Kali ini dres code rombongan adalah baju batik dan celana warna gelap.

Meskipun dress code mereka berbeda namun name tag mereka persis sama dengan rombongan berkemeja putih lengan panjang tempo hari. Tidak salah ini pasti rombongan orang pajak juga. Mereka berpakaian batik. Wah-wah jangan-jangan ini rombongan Account Representativ atau malahan pemeriksa pajak yang beneran. Wah bisa gawat ini, orang pajak memang ahlinya kalau bikin deg-degan orang . . .

Seperti menghadapi tamu penting pada umumnya pelayan bertanya,”Bapak-bapak dan ibu-ibu dari kantor pajak apa yang bisa kami bantu pak ..bu ?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun