Mohon tunggu...
Pairunn Adi
Pairunn Adi Mohon Tunggu... Administrasi - Penyuka fiksi

Seorang Kuli Bangunan yang sangat suka menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Penjilat Langit

28 September 2017   21:41 Diperbarui: 28 September 2017   21:52 778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangan terbuka lilin pixabay.com

Di kampung ibuku
di setiap malam
banyak yang mengaku tuhan
tanpa rasa malu
memperkosa rembulan yang sedang bertelanjang
agar gelap membekap
dengan nalarnya yang menyerupai ular
agar kita tersesat
tak mampu melihat kebenaran
kemudian berkuasa atas jiwa kita
dan menjadikannya budak napsu mereka

Simbol-simbol langit
dijadikan alat politik
meraih ambisi
tahta atas dunia
seolah penguasa alam semesta

Meraka pengingkar kebenaran
penyihir yang menghitamkan ayat-ayat langit
dengan tipu dayanya

Tidakkah kau tahu?
sejak awal malam tercipta
muasal mata terlelap
langit menghadirkan bintang
pun rembulan dengan sinarnya
juga kunang-kunang yang berterbangan
menerangi jalan
walau samar terlihat?

Jangan terpedaya kawan

Masih ada nyala lentera
dalam hati kita

Masih ada nurani dalam kalbu
penuntun langkah kita
penerang pikiran kita
walau malam dikuasai mereka

Malang, 25 September 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun