Mohon tunggu...
Fadli Fisyabani
Fadli Fisyabani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hanya manusia biasa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Media Sosial: Dampak Negatif Media Sosial Terhadap Anak Remaja di Bawah Umur dan Cara Mengatasinya

6 November 2023   20:30 Diperbarui: 6 November 2023   20:53 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

          Media sosial adalah salah satu fenomena yang paling mempengaruhi kehidupan manusia di era modern ini. Media sosial tidak hanya menyediakan informasi, hiburan, dan interaksi, tetapi juga membentuk pola komunikasi dan perilaku penggunanya. Salah satu kelompok pengguna media sosial yang perlu mendapat perhatian khusus adalah anak remaja di bawah umur.

          Anak remaja di bawah umur adalah mereka yang berusia antara 13 hingga 17 tahun. Mereka adalah generasi yang lahir dan tumbuh di tengah perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat. Mereka juga merupakan generasi yang sedang mencari jati diri dan mengembangkan keterampilan sosial. Media sosial menjadi salah satu sarana yang mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

          Namun, media sosial juga memiliki dampak negatif terhadap anak remaja di bawah umur. Beberapa dampak negatif tersebut adalah sebagai berikut:

  • Media sosial dapat menimbulkan ketergantungan dan kecanduan. Anak remaja di bawah umur cenderung menghabiskan banyak waktu untuk mengakses media sosial, baik untuk mengikuti perkembangan informasi, berbagi konten, maupun berinteraksi dengan orang lain. Hal ini dapat mengganggu aktivitas lain yang lebih penting, seperti belajar, berolahraga, atau beristirahat. Menurut survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2022, sekitar 80% pengguna internet di Indonesia adalah pengguna media sosial, dengan rata-rata waktu akses sekitar 4 jam per hari. Survei tersebut juga menunjukkan bahwa sekitar 60% pengguna media sosial berusia antara 13 hingga 24 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa anak remaja di bawah umur merupakan kelompok yang paling aktif dan rentan terhadap ketergantungan dan kecanduan media sosial. Ketergantungan dan kecanduan media sosial dapat berdampak buruk bagi kesehatan fisik dan mental anak remaja di bawah umur. Kesehatan fisik dapat terganggu karena kurangnya aktivitas fisik, gangguan tidur, atau paparan radiasi dari layar gadget. Kesehatan mental dapat terganggu karena stres, depresi, atau gangguan kecemasan akibat tekanan sosial, bullying, atau cybercrime di media sosial.
  • Media sosial dapat menurunkan kualitas komunikasi. Anak remaja di bawah umur yang terbiasa berkomunikasi melalui media sosial dapat mengalami kesulitan dalam berkomunikasi secara langsung atau tatap muka. Mereka mungkin kurang mampu mengekspresikan emosi, bahasa tubuh, atau nada suara dengan baik. Mereka juga mungkin kurang peka terhadap situasi, konteks, atau budaya komunikasi yang berbeda. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Universitas Indonesia pada tahun 2021, sekitar 70% anak remaja di bawah umur lebih sering menggunakan media sosial untuk berkomunikasi daripada bertemu secara langsung dengan orang lain. Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa sekitar 50% anak remaja di bawah umur merasa lebih nyaman dan percaya diri saat berkomunikasi melalui media sosial daripada secara langsung. Hal ini menunjukkan bahwa media sosial telah mengubah pola komunikasi anak remaja di bawah umur menjadi lebih virtual dan kurang interpersonal. Menurunnya kualitas komunikasi dapat berdampak buruk bagi kemampuan sosial dan emosional anak remaja di bawah umur. Kemampuan sosial dapat terganggu karena kurangnya kemampuan untuk beradaptasi, bekerja sama, atau menyelesaikan konflik dengan orang lain. Kemampuan emosional dapat terganggu karena kurangnya kemampuan untuk mengenali, mengelola, atau mengekspresikan emosi dengan tepat.
  • Media sosial dapat mempengaruhi sikap dan nilai moral. Anak remaja di bawah umur yang terpapar oleh berbagai macam konten media sosial dapat mudah terpengaruh oleh opini, tren, atau gaya hidup yang ditampilkan oleh orang lain. Mereka mungkin tidak memiliki filter atau kritis terhadap informasi yang mereka terima. Mereka juga mungkin tidak memiliki pedoman atau standar etika yang jelas dalam berkomunikasi atau bersikap di media sosial. Menurut survei yang dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika pada tahun 2022, sekitar 40% anak remaja di bawah umur mengaku pernah meniru perilaku, penampilan, atau gaya hidup yang mereka lihat di media sosial. Survei tersebut juga menunjukkan bahwa sekitar 30% anak remaja di bawah umur mengaku pernah melakukan hal-hal negatif yang dipengaruhi oleh media sosial, seperti berbohong, menyontek, atau berbuat asusila. Hal ini menunjukkan bahwa media sosial telah mempengaruhi sikap dan nilai moral anak remaja di bawah umur menjadi lebih konsumtif, hedonis, atau pragmatis. Mempengaruhi sikap dan nilai moral dapat berdampak buruk bagi karakter dan identitas anak remaja di bawah umur. Karakter dapat terganggu karena kurangnya nilai-nilai positif, seperti jujur, disiplin, atau bertanggung jawab. Identitas dapat terganggu karena kurangnya rasa percaya diri, bangga diri, atau nasionalisme.

          Oleh karena itu, perlu ada upaya untuk mengatasi dampak negatif media sosial terhadap pola komunikasi anak remaja di bawah umur. Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

  • Memberikan edukasi dan literasi digital. Anak remaja di bawah umur perlu diberikan pengetahuan dan keterampilan tentang cara menggunakan media sosial dengan bijak, aman, dan bertanggung jawab. Mereka perlu diajarkan untuk memilah dan memilih informasi yang benar dan relevan, serta untuk menghargai dan menghormati perbedaan pendapat dan keberagaman di media sosial.
  • Memberikan pengawasan dan pembatasan. Orang tua, guru, atau pihak berwenang perlu melakukan pengawasan dan pembatasan terhadap penggunaan media sosial oleh anak remaja di bawah umur. Mereka perlu menetapkan aturan atau batasan waktu, frekuensi, atau konten media sosial yang boleh diakses oleh anak remaja di bawah umur. Mereka juga perlu memberikan sanksi atau konsekuensi jika aturan atau batasan tersebut dilanggar.
  • Memberikan alternatif dan motivasi. Anak remaja di bawah umur perlu diberikan alternatif dan motivasi untuk melakukan aktivitas lain selain media sosial. Mereka perlu diajak untuk mengembangkan minat, bakat, atau hobi yang positif dan produktif, seperti olahraga, seni, atau kegiatan sosial. Mereka juga perlu didorong untuk menjalin hubungan yang sehat dan harmonis dengan keluarga, teman, atau lingkungan sekitar.

          Media sosial adalah sebuah pisau bermata dua yang dapat memberikan manfaat atau mudarat tergantung pada cara penggunaannya. Anak remaja di bawah umur adalah salah satu kelompok yang rentan terhadap dampak negatif media sosial. Oleh karena itu, perlu ada upaya yang komprehensif dan kolaboratif dari berbagai pihak untuk mengatasi dampak negatif tersebut dan menciptakan generasi yang cerdas, kreatif, dan berakhlak mulia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun