Mohon tunggu...
Padepokan Rumahkayu
Padepokan Rumahkayu Mohon Tunggu... -

Padepokan rumahkayu adalah nama blog yang dikelola oleh dua blogger yang suka bereksperimen dalam menulis, yakni Suka Ngeblog dan Daun Ilalang. 'Darah di Wilwatikta' ditulis bergantian oleh keduanya dengan hanya mengandalkan 'feeling' karena masing- masing hanya tahu garis besar cerita sementara detilnya dibuat sendiri-sendiri. \r\nTulisan- tulisan lain hasil kolaborasi kedua blogger ini juga dapat ditemukan di kompasiana.com/rumahkayu

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Darah di Wilwatikta Eps 1: Lebih Hitam dari Kegelapan

27 Januari 2011   08:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:08 617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Tidak. Aku harus hidup, pikirnya sambil menggigit bibir, yang seketika terasa asin. Bayangan istri dan anaknya yang bergelimang darah kembali terbayang. Dhanapati menggigil.

Dia terus berjalan. Pedang Api yang lengket di genggaman hanya bisa menyusur tanah, seperti menghitung berapa langkah yang telah dijalani. Ada keinginan yang kuat untuk melepaskan pedangnya. Namun Dhanapati mengusir keinginan itu jauh-jauh. Pedang Api telah menyertai dirinya sejak dia memutuskan menjadi penegak kebenaran. Kalau harus mati, biarlah dia mati dengan pedang di dalam genggaman.

Dhanapati melihat pepohonan seperti berlari. Semak belukar bergerak lembut seperti penari keraton.

Dhanapati menengadah. Sang Surya entah kenapa kini menjadi dua. Dan berubah menjadi empat. Sang Surya juga menari, dan secara aneh berubah menjadi pelangi. Yang meledak menjadi kumparan beraneka warna.

Dan semuanya tiba-tiba menjadi hitam. Yang lebih hitam dari kegelapan…. (bersambung)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun